Ini memang bukan cerita ku, tetapi cerita kawan ku. Entah, kenapa di mana tempat aku tuju. Selalu ada cerita yang berbeda. Hari ini merupakan hari biasa bagi ku tetapi aku cukup menikmati hari ini. Memang, malam kemarin, merupakan hal yang berbeda dari rutinitas ku sebagai kuli. Udah gitu malamnya, jam 12.00 WIB saat aku mau sikat gigi sebelum tidur.

Sekedar diketahui, hidup merantau di Batam sudah dua tahun lebih, tetapi masih tetap menjadi anak kost, sama seperti kuliah. Nah, bedanya, waktu kuliah, kost ku tidak di gabung ceweq-cowoq bahkan yang sudah berkeluarga. Kost ku, khusus untuk putri yang ingin menimba ilmu.....

Ok, cukup perbandingannya. Di kost ku ini yang berlokasi di perum Green Land, aku pilih karena lokasinya dekat tempat kerja ku. Alasan terutama, biar bisa di antar pulang or numpang gitu lho bahasa 'gak' enaknya.

Nah, saat mau sikat gigi itu, kebetulan ibu kost ku lagi masakan indomie untuk suaminya. Eh, kami mendengar suara menjerit 'Sakit tahu' hu-uh.. (suara teriakan yang super kencang dan tangisan).

Spontan saja aku heran, siapa tuh malam-malam teriak. Eh, ibu kost ku nyeletuk gini : Tahu-tahu yang sudah bersuami, tapi masa bertingkah seperti itu. Mank, gak bisa pelan-pelan apa. Apa yang ia bicarakan ya? Akhirnya aku dan tuh, bu kost senyum-senyum...

Oh, akhirnya aku mengetahui spesifik, mereka lagi ML (making love) gitu deh bahasa gaulnya. Tapi, kenapa mesti teriak-teriak seh. Mank, sakit kah? Maaf saja, kan belum married. Jadi belum tahu.

Nah, bicara punya bicara. Akhirnya tuh malam berganti pagi. Saat aku melihat tuh perempuan yang teriak tadi malam, matanya bengkak dan... aku ga bisa terlalu detail. Tapi aku hanya tersenyum pura-pura tidak tahu saja.

Begitu ada waktu luang, udah siap mendapatkan empat tulisan yang bisa di bawa ke kantor. Aku pun mampir ke tempat kawan dan say hello dan mulai tuh bergosip ria. Maklum, namaya wanita dan kebetulan tuh kawan ada yang sudah menikah.

Eh, mank sakitkah sewaktu ML? tanya ku spontan setelah berbasa-basi.
Sakit seh, tapi sakit-sakit enak, jawab kawan ku; yang satu-nya nimpalin gak sakit koq enak. (Wah, yang benar yang mana ya)

Pembicaraan pun mengalir dengan deras, kata kawan ku yang sudah punya anak. Saat berhubungan intim, kalau sudah punya anak tidak sakit tapi enak. Eh, si karyawan cowoq ikutan nimbrung ibu-ibu ngerupi. Ya ga sakitlah, malah nambah cie, katanya sambil tertawa-tawa.

Itu urusan yang lain, berbeda. Karena tidak mengetahui secara spesifik. Jadi gak perlu di bahas. Lalu, berlanjut ke belajar bahasa inggris. Karena 'sedikit' mengerti, ya aku bantu deh. Lalu pembicaraan pun berganti topik menjadi chatting di YM

Aku kemarin chat ma orang London, ganteng cuma parno. Masa ia bugil di depan cam dan terangsang. Gila gak tuh.... Wow gila banget lagi, koq mau seh kamu mau chat dengan orang seperti itu. 'Ya, pengen tahu aja', jawab kawan ku.

Kesimpulan yang ku dapat hari ini dan kemarin, apa pemikiran cowoq itu hanya sebatas sex? Sepertinya begitu deh. Soalnya ada kawan cowoq yang bilang begini sama aku, aku udah lama tidak bergandengan tangan ma ceweq dan ciuman.

Wah, itu termasuk golongan hubungan sexsual bukan? Soalnya kan kontak badan, walaupun hanya pada bagian bibir. Mank, seh sex bagi yang sudah berkeluarga itu penting. Tapi, bagi yang belum, memangnya tidak bisa mengalihkan ke hal-hal yang positif kah?

Apa memang sebegitu 'urgent' kah hubungan kontak fisik saat pacaran, seperti kissing saja contoh yang relevan.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health