Tiga hari belakangan ini, Batam terus diguyur hujan. Tidak pagi, tidak siang ataupun malam, hujan tidak pernah berhenti. Hujan yang terus menerus turun tanpa mengenal waktu itu jelas menganggu aktivitas. Apalagi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki, tak terkecuali aku.

Bangun pagi lebih awal menjadi suatu 'beban' tersendiri. Karena ruang gerak jadi terbatas, sudah begitu pekerjaan jadi banyak yang tak terselesaikan tepat waktu. Padahal musim hujan belum saatnya datang. Batam, memang terkenal dengan cuaca yang tak bisa tertebak. Kadang sehari bisa panas dan bisa hujan deras secara bersamaan. Apakah karena pengaruh bumi ini sudah tua?

Yang jelas, karena hujan aktivitas ku menjadi terbatas, payung pun tak pernah ketinggalan ditaruh di dalam tas. Badan pun jadi ikut-ikutan merana. Bagaimana tidak, ketimpa hujan, terkena AC, terkena panas, terkena hujan dan harus melawan 'dinginnya' AC di kantor.

Untunglah, sweeter 'butut' yang dua tahun lalu aku beli, aku simpan di loker. Sehingga kapan pun, aku butuh 'kehangatan' ia selalu ku kenakan. Banyak hal yang terjadi belakangan ini, bukan karena 'hujan' aku jadi enggan menulis. Rasa kangen, tentu saja ada. . .

Mall yang biasanya ramai, sekarang pun sepi, hanya beberapa orang nekad, termasuk aku, yang pergi ke mall. Itu karena kewajiban semata, mencari informasi yang 'tak' terlalu penting, tetapi perlu. Ya, sudah nasib sebagai kuli, ya harus menerima. Bersamaan dengan bergantinya hari, aku pun merasa lega. Karena beberapa kawan yang tak menerima 'keputusan' managemen, akhirnya menerima dengan lapang dada. Ya, aku bersyukur karena waktu dan karena pimpinan yang bisa menjelaskan kepada mereka. Itu bukan salah ku.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health