Aku memandang ke atas dengan tatapan nanar alias kosong. Tiba-tiba, aku tersentak oleh suara Mala yang bertanya 'Kenapa Cit?'. Oh, dikiranya, aku sedang memperhatikannya lewat dari lantai tiga. Padahal, aku sedang berpikir, bukan memandang wanita itu. Aku sedang berpikir tentang tawaran untuk ke Tanjungpinang untuk membuka link di sana.

Tawaran ini sudah pernah dilontarkan sejak sebulan lalu, tepatnya di pertengahan bulan April 2008. Batam News berniat melebarkan sayap ke sana. Walaupun puluhan ekslempar Batam News sudah beredar di sana tiap hari. Namun, pihak managemen ingin lebih 'menekankan' atau memaksimalkan penjualan di sana, dengan menghadirkan berbagai informasi seputar Tanjungpinang yang dijadikan ibukota Kepulaun Riau.

Awalnya, aku sering menolak tawaran itu, setiap kali membicarakan itu. Aku selalu menghindar, memang tidak bersikap dewasa. Tetapi, bukan hanya aku saja yang bertindak 'sedikit' childish itu. Martuah juga melakukan hal yang sama, bahkan ia lebih emosi dibanding diri ku, hehe...

Tadi malam, aku tidak bisa tidur, mungkin karena 22.00 WIB aku nongkrong di Cafe Ku, cafe kecil yang berada di depan gerbang utama Perumahan Green Land. Duduk disana sambil menghabiskan segelas wedang jahe dan sepotong pisang bakar yang ditaburi keju dan coklat. Sehingga malamnya, mata ini sulit mengantuk.

Mau melanjutkan membaca buku, rasanya malas banget. Apalagi mau menonton film, sedang gak mood. Karena mata sudah lelah, seharian 'bertempur' di depan komputer. Akhirnya, aku berpikir dan berpikir, hingga aku SMS bang Rizal, pimpred Batam News, bahwa aku menyetujui dipindahkan ke Tanjungpinang asal hanya satu bulan saja sampai menemukan wartawan untuk di tempatkan di kota Gurindam itu (bener gak ya?).

Nah, kesimpulannya, tadi pas ketemu bang Rizal, ia menanyakan SMS yang ku kirim, apa memang benar, aku mau di tempatkan di sana. Tentunya, aku jawab, seperti yang di SMS ku. Lalu, ia bilang, mungkin aku di sana sebulan or dua bulan sampai mendapatkan orang yang mengerti Tanjungpinang.

Aku tidak ingin orang beranggapan bahwa aku merintangi jalannya perkembangan untuk membuka jalur ke Tanjungpiang. Memang, hal ini secara gamblang pernah di bahas di rapat. Maksudnya, bukan hanya aku saja, tetapi juga Martuah. Namun, aku pikirkan kembali. Inikan untuk kemajuan kami bersama, kenapa tidak ada satu pun mau mencoba membuka jalur kesana secara resmi.

Bukannya, aku juga sudah mengenal Pemerintah Kepri dan juga DPRD Kepri. Tinggal membuka link baru untuk Pemerintah Kota Batam dan juga DPRD Kota Batam. Pastilah, tidak sulit. Walaupun terbilang baru dalam melalang buana di dunia jurnalis yang masih bisa dihitung dengan beberapa jari. Tetapi, kalau ada kemauan pasti bisa.

Apalagi disana, juga ada beberapa kawan jurnalis yang aku kenal dan satu grup dengan Batam News. Tidak ada salahnya mencoba hal baru, dan jangan pernah takut merasa gagal, diberi tanggung jawab yang besar dari kantor, bukan? Ku rasa, keputusan aku tidak lah salah bukan?

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health