Terkadang aku merasa bingung harus berada dipihak mana, antara persoalan yang sedang dihadapi kawan ku. Terlalu banyak hal yang harus diambil. Bersikap tegas dalam membuat suatu keputusan tentu saja sulit. Apalagi kalau sudah menyangkut hubungan dalam rumah tangga. Karena, aku sendiri pun belum pernah tau bagaimana rasanya kemelut dalam rumahtangga. Sebab, aku sendiri masih menyandang status single. Lebih nyaman dan enak --hehe--

Kawan ku tentunya perempuan, sudah ku anggap tante sendiri. Nah, persoalannya dari dulu adalah hubungan yang tak harmonis antara dia dan suaminya. Pasalnya, suaminya selalu bertingkah kanak-kanak dan sudah menjadi-jadi. Saat ini, dia sedang mengandung lagi, anak ketiga tepatnya. Sayangnya, tingkah laku pria tersebut tidak bisa dibilang dewasa --menyebalkan memang sikap yang tak gentelman--

Aku jadi teringat beberapa tahun silam, sempat terjadi pertengkaran yang luar biasa. Saat itu dia meminta cerai, tetapi suaminya memohon untuk tidak diceraikan. Tekad sudah bulat, bahkan didukung keluarga. Ternyata, sia-sia tekad yang sudah diambil untuk bercerai. Sebab, suaminya mengancam bunuh diri. Ancaman tersebut dilakukan juga dengan meminum baigon.

Sungguh ironis bukan? Terpaksa dengan sisa-sisa cinta yang masih tersisa dan sudah tak ada lagi penghargaan atas diri sang suami. Dipersalahkan mertua, karena hampir kehilangan anak yang terbaiknya. Karena mencoba bunuh diri. Kejadian ini pun kembali berulang.

Tentunya, kasihan pada mental kedua anaknya yang masih kecil. Meskipun saat ini satunya sudah duduk di SMP dan satunya SD. Namun, tetap saja tak baik bagi perkembangan mental si anak bukan? Ya, kali ini aku hanya sebagai pendengar dan tak bisa melihat langsung kondisinya.

Waktu lagi kerja, aku mendapat SMS bertulisan : Gw kelaparan neh. Mo masak, gak bisa mencium bau masakan. Mau beli, gw ngak bisa bawa motor ndiri. Gw tersiksa hari ini.

Membaca itu, aku jadi merasa kasihan dan aku pun membalas SMS tersebut. Ngak ada yang bisa dimintaiin tolong kah, si itu mana?

Balasan SMS na : Siapa? Kemarin minta tolong murid eh dia nyerempet motor orang. Kalo si itu sudah tak peduli lagi. Kami dah lama tak saling peduli.

Wah itu cuplikan sedikit sms antara aku dan kawan ku. Terkadang aku berpikir apa yang salah dari hubungan? Orangnya, sikapnya atau apanya? Kenapa sikap tak saling peduli itu timbul. Seharusnya kan, pria harus bersikap tegas dan tegar dalam menghadapi sesuatu, bukannya mengancam akan bunuh diri bila dirundung masalah. Itu tidak menyelesaikan persoalan dalam hidup. Malah, akan menambah persoalan baru, baik itu jangka panjang maupun jangka pendek.

Hidup ini unik? Memang, kalau berbicara lebih mudah dibanding menjalaninya. Itu, aku tahu. Tak perlu dikasih tahu --sok dewasa deh gw-- Berbagai persoalan rumahtangga kerap terjadi diantara hubungan? Tetapi kata orang itu adalah bumbu dalam kehidupan. Tetapi terpulang dari bagaimana mereka menyingkapi persoalan.

Kalo pemikiran ku dan udah ku utarakan padanya, saat kawan ku bilang mau bercerai, SMS ku tulis begini: Ya, kamu harus tegas. Bahwa persoalan bunuh diri tuh tak kan menyelesaikan persoalan. Kalo kamu udah bulat. Lakukan aja. Pegang pada prinsip yang menurut mu benar. Aku selalu berpedoman pada itu hehe.. Biar aja orang menilai Qt ego. Karena Qt hidup tuk diri sendiri. Kalo ikut kata orlin --orang lain-- kapan Qt maju en hepi. Bener tak?

Bulatkan tekad!!!! Banyak orang yang memang susah untuk membulatkan tekad dalam kehidupan. Terlalu banyak pertimbangan hingga membuat hidup yang seharusnya tidak rumit menjadi kemelut yang berkepanjangan. Hidup adalah sebuah pilihan, lakukan lah meskipun itu benar atau salah. Karena yang menjalani adalah diri mu sendiri. Kamu bahagi dan menderita, orang tak pernah peduli. Mereka hanya suka mencemooh dan bergosip.

Kenapa mesti pusing memikirkan orang lain. Karena yang menjalani hidup ya kita sendiri. Kita yang tahu mana yang terbaik untuk diri sendiri. Walaupun terkadang putusan yang diambil itu salah. Satu-satunya cara untuk melepaskan kemelut dengan berdoa. Karena dengan berdoa, hidup akan menjadi sedikit ringan. Karena Tuhan merupakan sahabat sejati yang tak pernah bosan-bosannya mendengarkan keluh kesah kita. Kapan pun kita butuh DIa selalu ada.

Sungguh sabahat yang abadi, walaupun terkadang kita suka melupakannya disaat senang. Tetapi Dia tak pernah tinggalkan dirimu sedikit saja.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

2 komentar untuk Kemelut Rumah Tangga

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health

  1. Hmmm..Mba Ini...

    Kayaknya Pernah Ngerasain Nih..hehehehhe

    BalasHapus
  2. to Yanzen Manzyah

    Hehe.... pengalaman seh belum, tetapi kan sudah belajar dari pengalaman orang...

    BalasHapus