Jadwal ku hari sabtu kemarin sangat padat dan melelahkan. Membuat diri ku terpaksa absen dari gereja. . . Ku harap kali ini aja, aku absen dari gereja. Kebetulan kebaktian sabtu ini tidak di tempat biasa. Jauh dan kebetulan pula, jadwal Sabtu itu membuat ku harus melakukan aktivitas pekerjaan. Meskipun sabtu merupakan hari libur ku. Multak. Seharusnya tak boleh diganggu gugat. Namun, apalah daya, pekerjaan tetap menarik ku untuk mengerjakannya.

Rasanya ingin tutup mata, walaupun sejenak terhadap pekerjaan. Karena itu merupakan hari libur ku dan merupakan waktu ku untuk beribadah. Kebetulan banget, sabtu --hari kebaktian ku-- merupakan hari libur ku. Seperti karyawan lainnya, kuli juga mendapatkan libur. Namun, liburnya kuli itu berbeda dengan karyawan biasa, kalau hari liburnya masuk kerja itungannya lembur.

Nah, kalau kuli, itu suatu kewajiban --hehe-- Prinsip dalam hidup ku, do the best, not for people, but for God. Ya, mudahan prinsip yang ku buat tidak membuat semangat ku luntur. Seharusnya, bersantai malah sibuk cari berbagai informasi.

Susahnya bangun pagi, apalagi kalau tidurnya larut malam banget. Sabtu kemarin, ku usahakan mata ku terbuka lebar. Bangun dan berusaha beranjak dari tempat tidur rasanya sangat berat. Ingin rasanya mata ku, ku pejamkan lagi walaupun beberapa menit.

Jam sudah menunjukan pukul 07.00 WIB, seisi rumah sudah mandi untuk bersiap-siap ke gereja. Mama sudah sibuk membuat makanan untuk acara di gereja, yang lain pun juga mulai melakukan tugasnya. Aku pun memilih menarik selimut dan memilih tidur. ''Ach, lima menit lagi pikir ku,''

Lima menit bertambah menjadi sepuluh menit. Deg... alaram ku berbunyi jam pas angka jarum jam diangka 8. Aku pun segera bergegas ke kamar mandi dan mandi. Membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk aku mempersiapkan diri. Setelah itu, segera aku meluncur ke pemprov. Karena aku ada janji jam 09.00 WIB dengan Mr Boy yang menangani pergantian lahan.

Sudah kebiasaan on time kalau janjian dengan orang. Itu merupakan ajaran dari papa sejak kecil dan juga merupakan salah satu prinsip diri ku, time is money. Makanya, kadang suka kesal kalau janjian ma kawan yang ga on time. Begitu tiba di pemprov, aku melihat jam masih 08.50 WIB.

Langsung aku menuju ke ruangan mr Boy. Ruangan pojok di lantai dua gedung pemerintahan kepri itu masih terkunci. Aku pun langsung menelpon mr Boy dimana keberadaan dirinya. Tak lama kemudian dia ke atas dan kami pun melakukan wawancara mengenai Dompak.

Ya, beberapa hari ini aku memutuskan untuk membahas Dompak dari berbagai sudut pandang pemerintah, dewan hingga masyarakat Dompak. Di ruangan yang sedikit berantakan --dari sudut pandangan ku seh-- kami pun duduk dan berbincang-bincang mengenai pergantian lahan --untuk berita ini besok Senin bisa dilihat di Harian Batam News--

Tak terasa pembahasan yang sedikit ada perdebatan, karena sebagai kuli, kami menanyakan dari berbagai sudut, masyarakat maupun stetment pemerintah yang pernah dilonttarkan. Kami pun beranjak untuk meninjau lokasi pembangunan Dompak dengan menggunakan pompong.

Kami menggunakan pompong dari Sei Jang, disana sudah menunggu anggota dewan dan bang Sigit -Batam Pos- Kapal melaju dengan kecepatan sedang. Cuaca pada saat itu super panas, rasanya di dalam pompong yang sederhana itu seperti di panggang. Kapal berlabuh sekitar jam 10.25 WIB.

Penumpang kapal itu pun segera turun dan melanjutkan perjalanan untuk keliling proyek yang menelan anggaran sebesar Rp1,9 triliun. Bagaimana tidak penasaran, sudah sejauh mana perkembangan pembangunan Dompak yang dianggarkan dalam anggaran multiyears pemerintahan.

Perjalanan menuju satu lokasi proyek dengan satu lokasi proyek sangat jauh dan berliku. Kiri kanan hanya hamparan tanah merah dan pengerukan tanah. Yang lewat hanya mobil-mobil truck mengangkut tanah. Tubuh harus terbiasa dibanting-banting, kiri dan kanan. Untung supir yang membawa mobil itu lihai dalam memegang kemudi yang notaben sekeliling tanah adalah tanah merah. Sehingga kalau tidak pandai mengendalikan mobil bisa terbalik karena licin. Apalagi kemarin habis hujan, jadi sedikit berbahaya.

Kami meninjau pembangunan universitas umroh, kantor gubernur, mesjid raya dan terakhir pembangunan jembatan penghubung antara dompak dengan tanjungpinang. Setelah puas memantau sekeliling dan bertanya-tanya pada kesempatan itu. Kami pun pulang ke Tanjungpinang.

Kali ini cuaca agak sedikit memihak, tidak terlalu panas. Jadi, kami nyantai perjalannya dan kapal pun perasaan ku melaju dengan kencang. Setelah itu, aku di drop ke kantor dan tak lama aku hidupin computer. Ada SMS yang masuk ke ponsel dari Denny -RCTI- dan tak lama bang Cipi dan bang Sigit --Batam Pos-- yang memberikan kabar ada mayat bayi di belakang samsat.

Segera aku meluncur ke TKP, disana sudah banyak yang ngumpul. Walaupun sempat muter-muter naik ojek dan akhirnya ketemu juga lokasinya. Eh, waktu mau bayar ngak ada kembalian. Terpaksa 'pinjam' dulu ma Kabag Kaur untuk bayar ojek. Setelah merasa informasi cukup. Aku pun kembali ke kantor sama bang Andre -Posmetro-

Sepanjang perjalan kembali ke kantor. Aku merasa heran --setiap ketemu mayat-- selalu seperti ini neh pemikiran. Koq tega seh membunuh bayi yang diperkirakan baru lima hari dan dibuang keselokan rumah orang. Maksud dan tujuannya apa ya?

Kan banyak lokasi yang mungkin saja bisa dibuang di tempat sampah or lainnya. Yang paling mengherankan lagi kenapa seh bayi itu dibuang dan dibunuh. Kan bisa 'dibuang' di panti asuhan. Lebih manusiawi kan? Ya sudah lah namanya juga manusia yang selalu berbuat dosa. Lagi pula, itu adalah urusan tuh orang yang tak punya perasaan. Padahal masih banyak orang yang berharap memiliki anak --jadi teringat film Baby Mama--

Jam sudah menunjukan pukul 14.00 WIB, saat aku tiba di kantor. Membeli minuman di toko sebelah dan berlanjut ke ruang kerja. Tak lama kemudian, ramai, bang Teddy cs datang. Berbincang-bincang dan melanjutkan pekerjaan. Tak lama ponsel berdering. Aku lupa kalau janjian ma Lisa dan bang Enol serta Ina --Trans-- dan jeng Desi --Posmetro-- sekedar ngumpul dan berbincang-bincang mencari kegiatan yang tak membosankan selain rutinitas kantor.

Berbagai perbincangan kami lakukan mulai dari A hingga Z. Tak terasa ketawa-ketiwi jam sudah menunjukan pukul 18.00 WIB. Kami pun bubar dari ANB --tepi laut-- Sampai di rumah sudah jam 18.30 WIB. Aku pun berbincang-bincang dengan jeng Desi. Tak lama kemudian jeng Desi pun pulang.

Masuk ke rumah dan langsung cuci muka dan memilih mengeletakan badan walaupun sepuluh menit tuk tidur. Baru saja merasakan di awan-awan. Ponsel ku berbunyi, eh Crish yang nelpon. Awalnya, gak ngeh Chris yang mana. Tapi lama-lama baru ngeh. Pembicaraan yang 'tak' penting itu pun berakhir tepat jam 19.00 WIB.

Membuat diri ku tak bisa menikmati memejamkan mata walaupun sejenak. Saat mau pergi ke kamar mandi tuk mandi, berbincang-bincang sebentar dengan bonyok. Soalnya, seharian itu ngak ada ngobrol. Setelah menyengarkan badan, namun masih ngak ngaruh karena mata lebih memilih untuk dipejamkan.

Pergi dari rumah jam 19.40 WIB ke hotel Comfort yang terletak di Batu 9-10 atau dari rumah menempuh jarak 10 kilometer lebih untuk tiba di acara Golkar yang memperkenalkan seluruh caleg Golkar yang ada di Kepri. Acara pun molor, di sana sudah ada Mr Aji, Mr Andre, dan beberapa kawan lainnya.

Acara baru selesai jam 23.00 WIB, sampai ke rumah hampir jam 00.00 WIB. Sepanjang perjalan rasanya ngantuk banget dan beberapa kali ketiduran dan jidat ku terkena helm papa. Sebenarnya, jeng Desi ngajak aku nginap di rumahnya. Namun, banyak hal yang harus aku kerjakan. Jadinya aku menolak niat baik jeng Desi. Memang home sweet home kalau dah ketemu bantal dan kasur. Tanpa perlu hitungan ke empat, dah menuju nirwana hehe...

Sempat dalam perjalan pulang ke rumah, pemikiran ku. Coba yang bawa motor tuh si dia. Pasti aku bisa tidur di sepanjang perjalanan. Aku kangen ma dia. Kapan ya aku menyempatkan diri ke Batam. Apalagi, belakangan ini sikap dia ke aku berubah dratis, ngak tau kenapa? Ya sudah lah, yang penting komunikasi ku dengannya masih lancar.... Dia tuh, selama aku di Batam, kalau butuh apa-apa, selalu sigap membantu dan membuat ku nyaman kalau berjalan dengannya.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

2 komentar untuk Dompak, Mayat hingga Golkar

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health

  1. siapa sih yang dirindukan itu ?

    BalasHapus
  2. sepertinya seh cowoq special gue deh hehe... macam betul aja... Tak lah, temen dekat doank koq..

    BalasHapus