Gara-gara sering baca blognya jeng Ina mengenai masak memasak. Aku jadi ingat pengalaman yang sebenarnya sudah hampir ku lupakan. Pada waktu itu, kalau tidak salah, aku masih duduk dibangku kelas II SMP.

Entah kenapa, tiba-tiba perut ku sakit. Kata orang lapar, mungkin saja, karena aku tadi pagi ngak sempat sarapan --ngak pernah sarapan seh meman-- Siangnya, pas jam istirahat, juga ngak sempat jajan. Pasalnya, banyak tugas dan membuat ku dan beberapa kawan tak sempat ke kantin. Waktu, istirahat kedua, makanannya dah pada habis. Ya sudah deh, kelaparan deh aku.

Di sekolah ku, ada yang mengajar saudara papa, pasalnya marganya sama-sama Pandiangan. Kalau dikelas aku panggil ibu, kalau di rumah, aku panggil kakak. Berhubung, ka Lasiani tinggal didekat sekolah. Jadinya, aku minta makan deh ma ka Lasiani. Habizzz... dah ngak tahan, laparnya itu.

Em... Ternyata, memang aku lagi apezz, ka Lasiani ngak ada masak hari itu. Jadinya, aku disuruh buat indomie aja.. Ya, dari pada ngak makan. Ya sudah, aku terima tawarannya. Sebelum, ka Lasiani menyerahkan kunci rumahnya, dia nanya, aku bisa masak ngak. Dengan PeDenya, aku jawab bisa donk.

Alhasil, di rumah ka Lasiani, kalau ngak salah, aku ma Dewi deh, sepupu ku. Kami satu sekolah sejak SD sampe SMP. SMA-nya kami berbeda. Pasalnya, dia tetap mau masuk sekolah Advent. Sedangkan aku, aku pengen yang berbeda.

Nah, kembali ke masa lalu, disitu tersedia mie rebus dan mie goreng. Kami memilih mie goreng. Dengan membaca cara memasak dari belakang bungkus. Setelah mie direbus, di goreng. Karena pinternya --hehe-- minyak gorengnya ku kasih setengah wajan. Lalu, mie dimasukan. Jadi deh. . . Waktu mau dimakan, rasanya minyak banget. Ngak bisa dimakan. Mie yang dua bungkus kami masak itu, akhirnya masuk ke dalam tong sampah.

Masih dengan perut kelaparan, kami pun kembali ke kelas dengan tertawa-tawa geli. . . Gara-gara itu, sebulan aku menghindari mie goreng. Karena perasaan kalau makan mie itu rasanya berminyak banget. Kapok deh, masak mie sendiri. . . .

Kalau sekarang? Tentu donk bisa masak mie.. Mau mie apa aja bisa, kan dah belajar dari pengalaman sendiri. Masa, kasih minyak goreng ngak kira-kira . . . . Tapi itu, menjadi rahasia sendiri. Entah, ka Lasiani menyadari tidak ya, kalau minyaknya kami habisi karena tuk memasak mie dua bungkus doank. . .

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

2 komentar untuk Masak

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health

  1. absen aja yach,,,

    alangkah saya sangat berterima kasih jika
    anda menyempatkan waktu memberikan komentar atau kritikan di postingan saya

    heheheh (ngemis niyeeee)

    BalasHapus
  2. kekekeke.....kacian..
    untung ga gosong waktu rebus air

    BalasHapus