Wanita itu lemah, Wanita itu tegar Wanita itu kuat, Wanita itu . . . . .
Berbagai tanggapan mengenai wanita... Namun, paling banyak adalah wanita itu penggoda? Benar kah? Wanita bekerja sebagai penghibur di cafe, karoke, atau sales yang menggunakan pakaian seksi. Bahkan ada beberapa wanita memilih bekerja sebagai pelampiasan nafsu . . . Itu lah wanita . . .

Wanita yang selalu dipersalahkan dalam setiap persoalan. Pemberantasan penjaja seks, itu karena wanita? Benarkan sepenuhnya itu salah wanita? Tak memiliki keturunan dalam membangun rumah tangga. Benar kah itu karena kesalahan wanita. Kenapa semua persoalan selalu dilimpahkan pada wanita seorang diri?

Karena memang begitulah keadaannya. Karena wanita paling gampang menerima caci maki. Karena wanita terlalu lemah melawan semua penindasan. Penindasan moral, penindasan harga diri, penindasan dalam arti yang sesungguhnya dalam kehidupan ini . . .

Wanita selalu dipuja dan dibenci, bukan? Terkadang sebagai wanita pun, aku bingung. Kenapa bisa? Beragam kejadian tahun ini pun sangat banyak. Perdagangan manusia, yang notabennya adalah wanita --trafficking-- Dijadikan pelacur --bahasa kasarnya seh, kalau bahasa halusnya-- pelampiasan nafsu. Semua itu diterimanya, entah dengan perasaan iklas atau terpaksa. . . Karena aku tidak tahu arti dari senyuman atau tangisan itu.

Kalau tidak ada pria hidung belang, tentunya ini tak perlu terjadi bukan? Namun, sayangnya masih banyak pria-pria yang masih suka 'jajan'. Sehingga masih ada kesempatan bagi oknum yang tak bertanggungjawab mengambil kesempatan ini. Kalau saja, semua berjalan lurus. Namun, hidup bukanlah hitam putih. Yang mana ketahuan mana yang jahat dan baik. Hidup itu memiliki warna. . . Warna kepalsuan dalam hidup.

Dalam rumah tangga yang terbina bertahun-tahun, namun belum memiliki anak. Wanita lah yang dipersalahkan. Kenapa tidak bisa memberikan keturunan. Padahal, sepenuhnya itu bukan salah wanita. Tetapi, wanita lah yang selalu dijadikan objek kesalahan dalam pernikahan tersebut. Sehingga si pria memilih menikah lagi. Padahal, pada kenyataan, kemungkinan besar, pria itu lah yang interfilitas.

Ya, wanita memang nasib mu dipuja dan dibenci. Bahkan oleh kaum mu sendiri. Kamu, hai para wanita yang bekerja sebagai pelampiasan nafsu, dipandang hina oleh sesama mu. Dicemoohkan, dihinda dan dicaci maki. Namun, kamu para wanita pekerja sebagai pelampiasan nafsu, dipuja, dipuji oleh kaum pria. Walaupun sesaat. Tetap saja, kamu dipuja. . .

Wanita, kenapa semuanya ditunjukan pada mu yang tidak baik. Karir wanita yang notabennya sudah menjadi istri lebih meningkat dibanding suaminya, membuat rumah tangganya hancur. Karena pria --suaminya-- tidak mau ditandingi keberhasilan istrinya. . . Lagi-lagi dipersalahkan.

Rumah tangga yang mapan, suaminya yang bekerja. Rumah tangga hancur, lagi-lagi wanita yang dipersalahkan. Kenapa tidak menyambut suami pulang dengan wajah yang riang, cantik, padahal suami sudah bekerja dengan keras. . .

Wanita itu seharusnya bagaimana, bekerja di rumah? Bekerja di luar? atau wanita hanyalah boneka yang bisa dipermainkan nasib? Nasib garis kehidupannya. Tidak, wanita mempunyai power, wanita mempunyai ketegaran, wanita juga memiliki perasaan. . .

Tau kah kamu --karena aku juga tak tahu-- terkadang hidup ini tidak adil. Namun, aku bersyukur atas semua kesempatan di tahun ini yang bisa ku lihat dari pekerjaan dan jadi orang yang dipercaya untuk mengungkapkan perasaannya. Karena, aku juga adalah wanita. Wanita yang memiliki rasa, rasa kasih, rasa sedih, rasa cemburu, rasa emosional, rasa iba, seribu rasa. . . . Karena wanita memang perasa.

Hidup mu adalah milik mu, hidup ku adalah milik ku. Kalau memang itu adalah garis hidup yang memang kamu pilih. Itu adalah persoalan mu, namun aku sebagai wanita berharap, semoga semuanya baik-baik saja. Untuk masa yang kan datang. . . Sebab, kita tidak hanya hidup untuk di dunia fana ini saja, melainkan juga hidup di dunia yang tak ada lagi sandiwara. Namun, untuk menuju ke sana penuh lika-liku. Sanggup kah mempertahankan martabat, moral, kebaikan hati, ketulusan dalam bertindak? Karena untuk ke sana harus melewati beragam pencobaan dan yang tetap bertahan dalam jalan yang benar, dia lah pemegang kunci surga.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

2 komentar untuk Wanita di Puji dan di Benci

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health

  1. Iya, memang hidupmu adalah hidupmu dan hidupku adalah hidupku...

    tapi pernahkah kau sedikit merenung dan berhenti, bahwa di balik kebejatan pria yang kau sindir, kebejatan wanita juga tak kalah hebatnya.

    Tapi dalam hal ini, saya setuju dengan dirimu, dimana wanita itu adalah mahluk yang harus dijaga, dikasihi dan dipuja...bukan untuk dibenci.

    BalasHapus
  2. makasih atas comennya, walaupun ada bagian yang tidak setuju dan ada yang bagian yang disetujui. Semuanya terpulang pada individu masing-masing///

    Lam kenal aja ya mas

    BalasHapus