Ketika mentari tak lagi bersinar, aku bingung dan terpuruk dalam kegelapan malam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Rasanya aku putus asa pada kehidupan ku. Aku ingin pergi menjauh dan melupakan semua rasa yang ada. Kenapa ini harus terjadi. Isak tangis Maria, saat menelpon ku.

Aku mencoba mendengarkan dengan seksama. Aku hanya lah seorang kawan yang belum berpengalaman dalam hal cinta. Aku hanya mendengarkan rasa galau yang dia tuangkan pada ku dengan suara isak tangisnya yang menggema di ponsel ku.

Ingin rasanya ku dekap dan memberikannya kekuatan dari sentuhan dan belaian tangan ku. Namun, aku tak bisa menjangkaunya. Aku hanya bisa berujar, menangislah kalau memang mau menangis. Siapa tahu dengan begitu perasaan mu akan tenang dan damai. Sebab, segala unek-unek yang ada di dalam diri mu telah hilang dan sirna.

Sepertinya, suara tangisnya sudah hilang, tinggal suara isak tangisnya yang sekali-kali terdengar. Dengan suara pilu dia menceritakan kisahnya pada ku, kisah pilunya mengenai kehidupannya. Sungguh ironis, sudah beberapa tahun menikah dan di karuniai satu orang anak, sifat aslinya baru terlihat . . . Sifat yang tak pernah di duga sebelumnya.

Padahal sebelumnya setiap SMS dan nelpon selalu menceritakan kebahagiannya dalam berumah tangga. Dan dengan bangganya menceritakan anaknya dan yang sudah ku anggap keponakan ku. Karena kami tiga sahabat, anak-anak mereka adalah keponakan ku, begitu juga mereka adalah saudara. Walaupun persaudaraan itu hanya terjalin sesama kami masih duduk di bangku sekolah.

Aku tak pernah lupa, permintaan tiga sobat ku agar aku pun menyusul langkah mereka untuk membina rumah tangga. Bukannya aku tidak mau, aku masih bingung dan ragu. Selain itu, perbedaan ku dengan pacar serta mantan-mantan ku sangat jauh, hal itu lah yang membuat ku tidak bisa melangkah maju ke jenjang yang lebih intim lagi.

Cinta kenapa begitu rumit dan bisa menutup dan menyembunyikan prilaku yang jelek dan begitu terbongkar, rasa sakit luar biasa hingga menyebabkan ancaman ingin bunuh diri, karena menanggung malu. Sungguh luar biasa bukan?

Aku hanya bilang yang sabar, itu hanya lah cobaan dan aku yakin kamu bisa melaluinya. Dan ingat lah kamu memiliki anak say, kamu bisa hidup tanpanya. Kamu memiliki kemampuan dan keahlian tuk bekerja. Jadi, tidak perlu bersedih. Karena, itu cobaan dan kamu juga bisa memaafkannya dan memberinya satu kesempatan. Kalau kesempatan yang kamu berikan tetap di salah gunakan, mungkin itu adalah jalan terbaik.

Apakah aku salah memberikan masukan seperti itu? Karena aku sendiri memang belum pernah menjalin hubungan yang serius. Namun, terkadang banyaknya kawan yang curhat mengenai hubbynya membuat aku urung menikah. Ada rasa cemas dan takut, bila itu terjadi pada ku. Kadang-kadang lelaki itu egois dan ingin menang sendiri.

Aku nggak tahu, mana yang salah dan benar. Mudahan aja, kelak aku mendapatkan soulmate ku yang terbaik dari yang baik. I hope so coz I am not hopeless about that. God will be show me who man is the best for my hubby . . . and I also wish all of my friends will be happy forever with their life and love . . .

Peace and Love

Citra

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health