Iseng-iseng buka google searching, kali ini bukan tuk mencari data or tulisan lain. Melainkan mengetikan judul buku saya sendiri, simpul terujung. Em . . . . rupanya saat melihat mesin pencarian google terhadap key word yang saya ketik, rupanya sudah banyak yang mengulas sekilas terhadap karya pertama saya. Untuk itu guys, saya ucapkan terimakasih.
Ada beberapa kawan menanyakan mengenai buku yang saya buat, apa alasan kenapa saya membuat buku tersebut. Alasan, pertama saya, sudah saya tuliskan pada pengantar buku tersebut atau lebih tepatnya goresan pena.Goresan Pena.

Awal ditunjuk untuk membuat tulisan mengenai ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)
membuatku sedikit merasa takut. Namanya juga manusia, dengan pemikiran terbatas
mengenai virus HIV.
Namun tugas adalah tugas, aku mencoba semampuku untuk
mencari informasi salah seorang penderita HIV.

Ketemulah orang itu dan dia bersedia di wawancarai. Janjian ketemu di
rumahnya, ternyata dia ada kegiatan lain. Akhirnya dia mengajakku turut serta
kegiatan ulang tahun kawannya. Aku ikut bergabung dengan mereka, tidak ada
perbedaan memang antara yang sakit dan yang sehat. Kegiatan dilaksanakan di
salah satu fast food.

Terus terang, ada rasa takut saat menyantap makanan tersebut. Padahal
makanan itu baru diantar pelayan. Bagaimana tidak, aku habis bersalaman.
Walaupun tanganku sudah dicuci dengan sabun, tetap saja rasa was-was itu
ada.

Pengalaman kedua pun sama, masih ada rasa was-was saat aku makan bersama
salah satu narasumberku. Kali ini aku yang mengundangnya dan meminta kawanku
mengantarkan. Karena sudah malam, sekitar jam 21.00 WIB. Kami janjian ketemu di fast food dibilangan Nagoya yang buka 1 x 24 jam.

Aku pesankan langsung tiga porsi, untukku, kawanku dan narasumber itu.
Karena aku memang tidak terlalu suka nasi, jadi aku pesan kentang. Dia, orangnya
ramah. Langsung menyapaku, mbak Citra. Ya, kami pun bersalaman, tidak mungkin
aku ke dalam lagi untuk mencuci tangan. Sehabis bersentuhan dengannya. Bagaimana
perasaannya? Bisa tersinggung dan sakit hati, mungkin. Bahkan dia mengambil
beberapa pieces kentang goreng yang memang kutawarkan padanya.

Tentunya dalam bekerja harus bersifat professional. Karena itu, aku
menanamkan dalam benakku, aku tidak akan tertular berada didekat ODHA dan
bersentuhan dengan mereka. Selain itu, aku terus menggali informasi mengenai
HIV. Aku ingin mengetahui lebih, bukan hanya sebagai tuntutan pekerjaan ku
sebagai ‘’kuli’’.

Melainkan aku ingin mengubah pola pikirku dan aku bisa. Kenapa aku tidak
mencoba mengubah pemikiran yang lain mengenai ODHA. Karena mereka juga manusia, mereka juga berhak mendapatkan kesempatan hidup layak, layaknya orang normal. Tanpa merasa takut berada didekatnya.

Karena itu lah aku mencoba menulis novel pertamaku mengenai ODHA. Sudah
sejak lama aku ingin membuat novel. Cuma masih belum percaya diri, namun tidak
ada salahnya mencoba. Untuk itu, saya mengucapkan terimakasih kepada
orangtuaku, Albert Pandiangan dan Sofi Yanie yang memberikan dukungan. Karena
aku tahu, mereka selalu memberikan dukungan yang terkadang tidak pernah ku
pahami hingga saat ini. I Love you soooo much….

Tidak ketinggalan, almarhum grand ma, yang sejak kecil mendukung diriku
menjadi penulis. Namun baru kali ini terwujud. Begitu juga dengan Grand Fa,
Soekomiharjo yang ada di Balikpapan, tidak pernah henti-hentinya memberikan
support yang aku butuhkan.

Makasih juga tuk, Pak Sani, Wakil Gubernur Kepri, kak Rani, Seketaris KPA
Kepri yang memberikan gambaran mengenai HIV dan kegiatan yang dilakukannya.
Turut juga AKBP Yusri Yunus, Kapolresta Tanjungpinang dan juga Kapolresta
Bintan, AKBP Yohanes Widodo, yang bersedia memberikan gambaran mengenai
penangkapan bandar Narkoba dan juga inspirasinya. Karena berhasil menangkap
empat Bandar Narkoba dalam 1 x 24 jam di wilayah Bintan dan
Tanjungpinang.

Em . . . Tidak ketinggalan, makasih juga kepada orang yang memberiku kesempatan sebagai ‘’kuli’’ hingga saat ini, Rikson Sitomeang, dan tak henti-hentinya bang Alib, Socrates yang suka ‘’memarahi’’ saat tulisanku ancur, tuk pertama kali menjajaki dunia jurnalistik.

Sehingga memberikan berbagai pengalaman dan membuat keinginan untuk menulis
buku semakin tersirat. Tentu, tidak terlupa bagi dokter Fransiska, yang tidak
pernah bosan ditelepon maupun didatangi untuk berbagi informasi mengenai virus
HIV/AIDS. Sehingga informasi yang ada di dalam novel ini bisa berguna bagi
pembaca.

Selain itu, thanks ya Rambe, kamu sudah bersedia membuatkan cover novel
yang aku inginkan. Bang Kohar Ibrahim juga yang memberikan ide mengenai
judul yang sesuai dengan alur cerita Simpul Terujung. Tidak ketinggalan Pak Rida
K Liamsi dan bang Raymond yang memberikan masukan, sehingga novel ini menjadi
lebih enak tuk dibaca. Karena masukan dari penulis dua generasi yang berbeda,
namun karyanya spektakuler.

Tentunya tidak ketinggalan juga my cute sister, Bertha, yang mau membaca
konsep novel yang belum jadi. Em… Pastinya tidak kelupaan, tuk kawan-kawan
blogger yang juga memberikan support dan kawan-kawan laen yang ada di
Tanjungpinang, Thanks all of your support. Maaf tidak bisa disebutkan satu per
satu. Bisa penuh soalnya ^_^ thanks guys . . . .

Tanjungpinang, Desember 2008


Aku akui, buku ini bukanlah buku yang bisa menghasilkan banyak uang. Untuk yang mendukung penerbitan buku ini aku ucapkan terimakasih banyak. Begitu juga masukan dari beberapa penulis senior yang aku kagumi, walaupun banyak keritik tetapi itu untuk kemajuan tulisan saya sendiri.

Kembali, aku akui memang sebagian yang sudah membeli buku saya dan banyak memberikan komentar baik yang bagus maupun yang buruk. Semua aku terima dengan lapang dada. Karena, aku tahu, mereka semua mau agar aku terus berkarya dan tidak merasa puas dengan apa yang sudah aku hasilkan sekarang.

Untuk awal karya saya ini, memang saya cetak sendiri dan itu juga atas bantuan dari 'orang' yang mau menghargai karya saya. Saya merasa sedikit senang dengan hasil tulisan yang saya buat saat saya cuti dan tidak pergi kemana-mana, berjam-jam dan berhari-hari bergelut dengan computer dan terciptalah karya Simpul Terujung.

Atas karya saya ini, saya ucapkan syukur atas Tuhan yang Maha Esa, yang membantuku membuat diskripsi kata-kata mengalir begitu saja. Walaupun, ada beberapa ejaan yang salah, maklum karena yang mengedit lebih dari lima orang, mereka adalah kawan-kawanku dan untuk itu, aku juga mengucapkan terimakasih.

Cetakan pertama buku ini adalah 500 buku dan sudah setengah terjual dan dibagikan secara gratis pada saat peluncuran dan untuk itu juga, bagi yang berniat membeli maupun membantu agar modal bisa kembali dan untuk karya kedua masih dengan tema HIV dan drugs, silahkan membeli buku saya ini. Bantuan atas pembelian novel saya ini sangat saya hargai. Bagi yang berminat bisa email saya di citrapandiangan@gmail.com or SMS ke +628566 814 2575.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health