Ini pertama kalinya aku menginjakan kaki ke Bali, setiap mau ke Bali selalu saja ada halangan. Padahal waktu kuliah dari Jogjakarta ke Bali lebih dekat dibading posisiku sekarang. cuti ingin ke Bali, tak sempat juga. Hingga akhirnya kesampaian juga ke Bali. Entah kenapa, aku tertarik banget ingin menginjakan kaki di pulau dewata tersebut. Minggu pagi. Pagi-pagi banget, aku sudah harus terbang dari Tanjungpinang ke Jakarta dengan satu tujuan Bali. Bali, I am coming, begitu pikirku saat itu. Bela-belain bangun pagi, karena dapatnya penerbangan pertama dengan pesawat Sri Wijaya. Em . . . . . rasanya kantuk banget, mana pagi itu, cuaca panas. Padahal masih pagi.

Sampai di Jakarta tepat pukul 07.30 WIB, bisa dibayangkan, terlalu pagi. Padahal penerbanganku berikutnya adalah ke Bali jam 13.00 WIB. Bingung mau ngapain, akhirnya aku keliling2 melihat bandara yang ada di dalam. Tetap saja bosan, akhirnya aku putuskan menelpon narasumber untuk mengetik berita dan aku kirim berita.

Perut terasa lapar, mau makan malas, tapi dasar perut ga kompromi, akhirnya makan juga di salah satu restauran di sana. Setelah terisi dan bosan berada disitu. Aku putuskan nunggu waktu di terminal D5 saja.

Di sana juga sudah banyak orang yang menunggu, kebanyakan dari Padang, Bangka Belitung, dan sebagainya. Mata ngantuk, aku pejamkan sejak mencoba duduk paling belakang dan yang tidak terlalu ramai. Akhirnya walau cuma 10 menit, mata bisa terpejam juga.

Setelah itu mulai lagi tangan bergerak ke sana-sani di tuts keybord laptop untuk menyelesaikan novel berikutnya. Sambil berharap mudahan novelku yang pertama segera habis terjual ^_^
Ok, mengetik dan mengetik, bosan duduk disitu, apalagi sudah banyak yang duduk disitu, aku pun kembali mencari t4 yang nyaman. Duduk disitu dan mulai mengetik. Lalu, datanglah lagi seorang duduk disitu, jadilah kami terlibat pembicaraan singkat dan saling menukar facebook dan sampai saat ini masih berhubungan lewat facebook.

Penerbangan yang delay pun tak terasa ngerumpi dan kesana-sani. Oh ya, saat itu ada rombongan dari sekda suatu provinsi yang niatnya mau kunker di Bali,tapi anehnya yang kunker ibu-ibu alias istri pada pejabat yang berniat kunker untuk kemajuan daerahnya --kali--
Sampai di Bali sekitar pukul 05.00 waktu setempat, kawanku sudah menjemput, Hendriawan. Kami pun langsung meluncur ke hotel di kawasan Legian, Harmony Legian Hotel, itulah tempat aku menginap selama empat hari, tiga malam.

Rasa lelah badan dan mata mengantuk terasa, kawanku pun pulang. Aku mandi, lalu tidur sejenak. Terbangun, karena perut lapar. Malas mau keluar, rencananya mau pesan di hotel saja. Lalu, berubah pikiran, masa ke Bali cuma ngendon di kamar saja. jadilah, aku keluar menelusuri jalan legian dan menuju monumen peringatan BOM Bali, di sana banyak turis dari berbagai negara mengabadikan momen nama2 yang tercatat pada dinding tersebut.

Lelah dan lapar terasa juga, namun sayang saat lihat menu-menu seafood dan juga lainnya, harga rata2 sama, sayangnya gak bisa makan, Ya, soalnya kan agamaku mank ribet tuk urusan makan. Advent gitu lho. Akhirnya mentok2 berniat pulang ke hotel, lupa arah pulang hotel. Nanya2 juga gak nemu. Em . . . . liat ada warung tradisional, aku coba makan d sana. lihat daftar menu, sama saja dengan harga di cafe kurang lebih, beti (beda tipis).

Ya, karena sudah tak kuat lagi kaki melangkah, akhirnya aku duduk disitu pesan soto. Membayangkan makan soto kaya soto2 biasanya, ternyata sungguh mengecewakan plus masa soto pakai ebi, Ifeel jadinya. Tak jadi ku makan, aku pun kembali mencari hotel, dah hampir putus asa, eh malah ketemu di depan mata, kacau deh. Aku pun segera tidur, karena restauran sudah tutup.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health