Seharusnya aku menyelesaikan kisah perjalananku saat berada di Bali, memang banyak yang ingin aku ungkapan. Berhubung tidak adanya waktu untuk menceritakan pengalaman unikku saat berada di Bali. Namun, aku berniat bakal menuliskannya --kalau ada waktu xixixi--

Sudah dua hari, aku berada di ibukota Riau daratan yakni tepatnya di Pekanbaru. Tidak lain kedatanganku dengan dua tujuan mengumpulkan bahan novel keduaku yang akan membahas tuntas mengenai kisah Audrey, salah satu tokoh utama dalam novel yang berjudul simpul terujung.

Karena kenekadanku ingin menghasilkan karya yang tidak hanya isapan jempol dan usai begitu dibaca, aku ingin novelku memiliki gambaran yang benar dan diskripsi yang bisa mengungkapkan kepahitan hidup sebagai pengguna atau yang biasa disebut user.
Walaupun alasanan novel pertamaku sebagai user merupakan latar belakang persoalan keluarga. Namun, konflik seperti ini yang memang menjadi realita yang terjadi dalam kehidupan nyata yang banyak dialami para pengguna sendiri hingga sampai sekarang.

Keberadaanku di Pekanbaru yang merupakan kota yang luar biasa panas dan berdebu ini merupakan kunjungan yang kedua, yang sebelumnya karena ada liputan migas, lalu ini karena keinginan kuat untuk menghasilkan karya yang bisa diterima masyarakat --harapan--
Manusia hidup dengan penuh harapan, namun jika hanya sekedar harapan tanpa mencoba mendapatkannya itu sama saja sia-sia atau hanya pembicaraan angin lalu. Di kota Pekanbaru, aku sudah memasuki hari kedua. Kedatanganku tepat di kota yang merupakan induk Riau Pos Grop (RPG), perusahaan induk dari anak perusahaan tempatku bekerja di Batam memasuki hari kedua.

Tepat tanggal 10 September 2009, aku menginjakan kaki di kota ini, sekitar pukul 13.30 WIB melalui pesawat Mandala, sampai di bandara yang tidak terlalu asing tetapi janggal bagiku, sudah menunggu adiknya kawan yang menanti kedatanganku yang sudah jauh-jauh hari aku informasikan, aku bakal berada di kota ini.

Setelah mengetahui adik kawan yang sudah menanti dan ketemu, perjalanan dilanjutkan menuju rumah kontrakan yang sederhana di kawasan Mapohan --benar gak ya? lupa hehe-- atau tepatnya di Jalan Khairudin Nasution --mudahan yang ini benar, maklum nulisnya dalam kondisi ngantuk dan capek yang luar biasa--

Istirahat sejenak, karena memang cuacanya saat aku datang panasnya mengerikan dan susah untuk digambarkan --bilang aja malas-- Tanpa terasa jam sudah menunjukan pukul 15.30 WIB, lalu diperkenalkannya aku pada kota Pekanbaru, yang ada dalam benakku saat itu panas dan berdebu luar biasa. Dari lokasi ini menuju ke RPG lumayan jauh, diperkirakan sekitar 30 menit.
Ditunjukannya aku kalau mau kesini, ke sana dengan menggunakan angkutan metro dan berhenti disini dan di sana, awalnya ingat, sekarang harus nanya lagi neh hehe... Sekitar empat jam, waktu dihabiskan muter ke sana kemari tak tentu arah hanya sekedar memperkenalkan kota Pekanbaru dan agar nanti aku tidak nyasar.

Setelah pantat terasa terbakar, bayangkan saja empat jam bo duduk diatas motor tanpa henti, capek dan pegel wkakaka --banyak yang protes waktu gue buat di facebook-- Kami kembali ke kediamannya dan kembali berbincang-bincang tak tentu arah. Anaknya gaul plus wawasannya luas, sehingga berbincang dengannya tak terasa sudah hampir 19.30 WIB.

Kuputuskan mandi dan setelah itu diajak untuk mengunjungi kawannya yang melahirkan bayi perempuan pada kalender cantik 09-09-09 yang berada di rumah sakit bersalin ibu dan anak. Setelah menjemput beberapa kawannya, perjalan pun dilanjutkan mencari 'buah tangan' dan menuju lokasi RS ibu dan anak. Sampai disana berbincang-bincang lah mereka, sekawanan kawan akrab sejak kuliah --mungkin hihi ditambah-tambahin bumbu neh--

Perjalanan pun berakhir di salah satu konter handphone milik kawannya, waktu terasa lambat saat itu, karena badan sudah lelah, mau gabung juga lagi blank plus haus banget. Dari tadi cuma minum sebotol aqua, biasanya banyak hahaha dasar parah.

Em, pulang ke rumah diantar kawan adiknya kawan jam 01.10 WIB, rasa kantuk sudah luar biasa, namun aku masih belum bisa tertidur dan terus terjaga dan terjaga. Maklum ini baru pertama kalinya nginap di rumah adiknya kawan yang tidak ada perempuannya. Namun, malam ini kayanya sudah terbiasa deh wkakaka, ngaco deh.

ok, pergantian malam, hari ini, Jumat, aku sudah menentukan arah tujuanku kemana saja dan berakhir di Riau Pos. Dari ujung ke ujung Pekanbaru kayanya aku kelilingi. Luar biasa, bukan? Pertama, karena aku sudah kelaparan jadi cari makan namun sayang dipinggiran jalan atau di rumah makan tidak ada yang buka.

Rasa haus luar biasa menyerangku. Untunglah kawan yang satu ini beragama sama, jadi tidak berdosa kalau diajak makan. Keliling-keliling mencari tak ketemu, mentok kuberi usulan untuk ke mall saja. Karena, pasti mall buka untuk restaurantnya, tidak mungkin, tidak buka bukan? Mall gitu lho.

Ternyata selama bulan puasa atau mank di setiap daerah mallnya buka berbeda-beda, ternyata mallnya baru buka jam 10.00 WIB. Padahal saat itu jam di ponsel baru menunjukan pukul 09.30, lapar seh gak terlalu, hanya saja hausnya luar biasa.

Untuk yang bagian ini disensor aja ya, --padahal malas nulis-- Setelah full bensin neh, perjalanpun dilanjutkan ke tempat rehabilitas. Namun, sayang ternyata tidak ada anak yang kecanduan drug di sana cuma anak-anak nakal yang dititipkan di kilometer 17, aku lupa nama daerahnya apa. Soalnya di pelosok banget.

Disitu ketemu sama kepala bagian tempat bimbingan anak nakal yang dulunya merupakan tempat kantor Departemen Sosial. Namun, karena otonomi daerah, tuh gedung diserahkan ke Pemerintah Pekanbaru.

Berbincang dan menggali informasi di sana menarik dan bertemu sekitar 15 penghuni tempat bimbingan anak nakal tersebut sangat seru. Walaupun banyak binatang agas yang beterbangan tak tentu arah, gigit sana gigit sini. Namun, mendengar celoteh anak-anak tersebut sangat lucu juga. Menarik dan menghibur.

Sepertinya hidup mereka tidaklah menjadi beban. Bahkan mereka yang putus sekolah karena tidak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTA lebih bisa memahami kondisi itu. Berawal dari anak nakal dan berusaha memiliki keterampilan untuk menunjang masa depan mereka nanti. Menjadi salah satu harapan bagi mereka untuk bisa bertahan selama lima bulan.
Berbagai cerita menarik dan seru dan alasan-alasan keberadaan mereka berada di tempat tersebut.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health