Waktu ditunjuk untuk diminta menjadi salah satu pembicara khotbah KKR Pemuda. Jawaban dengan cepat, aku lontarkan. ''Tidak'' Ya, mau bagaimana lagi. Aku sudah lama, tidak aktif di gereja. Apalagi menjadi pembicara khotbah. It's impossible.

Lalu, aku teringat kata mama. Menolak tugas yang diberikan. Apalagi ini adalah tugas gereja. Sama saja menolak berkat. Lalu, aku pun menyetujuinya. Bagian yang harus ku kotbah kan mengenai Tanda-Tanda KedatanganNya yang kedua kali. Judul kotbahku pada saat itu berjudul Bahagia Menantikan KedatanganNya.

Ternyata membawakan firman Tuhan sangat lah berat. Berbeda saat kita sedang bermain teater. Mana yang hadir, lumayan banyak waktu itu, Selasa (29/6). Sebelum hari H, jantungku berdetak tidak karu-karuan. Padahal, bahan kotbah sudah aku siapkan dari minggu lalu.

Bahkan malamnya tidak bisa tidur. Benar-benar 'tekanan batin' Habis yang dibawakan kotbah bukannya main-main. Bahannya mengenai tanda kedatangan Yesus yang kedua kali.

Padahal, secara pribadi. Aku masih disibukan dengan hal dunia. Dan terutama lagi, masih kurang waktuku untuk Tuhan. Padahal, tanda-tanda kedatangannya itu sudah didepan mata. Hanya saja, aku, kamu dan mereka tidak tahu kapan dan jam berapa Tuhan akan datang. Kita (aku dan kamu) diminta untuk berjaga-jaga, karena waktunya sudah dekat.

Rasanya, saat berdiri di mimbar.... Rasa deg-degan itu terus saja datang. Bahkan, sebelum saya berdiri di mimbar. Bawaannya haus saja, tenggorakan ini. Namun, pada langkah awal memang gugup. Setelah itu, aku bisa menguasai panggung. Hal itu tentunya tidak terlepas dari bantuan roh kudus, yang membantu jalannya kegiatan KKR kami.

Bahkan ada salah satu orang menyelentuk, aku seharusnya jadi pendeta atau istri pendeta. Ada-ada saja. Usai kotbah, tentunya pembicara diwajibkan bersalaman. Hampir semua orang bilang ''Terimakasih'' atas perkabaran yang aku bawakan. Mungkin, bagi sebagian kawan2 yang mendapatkan giliran kotbah. Sudah merasa ringan, namun aku juga bingung. Malam usai aku kotbah aku kembali tidak bisa tidur.

Tidak hanya itu saja, hampir lima hari aku terus mendengar perkabaran yang aku bicarakan di mimbar. Mungkin, Tuhan ingin aku terus turut membantu pekerjaan Tuhan. Sejujurnya, aku ingin. Namun, aku tidak kuasa. Maafkan aku Tuhan. Aku rasa Tuhan memaafkan aku, sejak aku terus berdoa dengan rendah hati dan juga khusuk. Tuhan mendengarkan doaku.

Aku tidak lagi mendengarkan suara-suara yang bergema di telingaku. Mengenai tanda-tanda kedatangan Yesus. Ya, Tuhan. Kenapa sekarang, aku ingin terus mengabarkan firman Mu. Tapi, bagaimana caranya? Agar aku bisa menyelesaikan pekerjaan Mu selama di dunia dan akhirnya Tuhan bisa datang.


Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health