· ··÷¦÷·· ·· ··÷¦÷·· ·· ··÷¦÷·· ·
... C r a z y i n L o v e ...
· ··÷¦÷·· ·· ··÷¦÷·· ·· ··÷¦÷·· ·

Anne duduk termenung di dalam cafe, di tempat andalannya, tempat duduk paling pojok. Suasana hatinya sedang galau. Dikarenakan, ia merasa tidak enak dengan perkataannya pada kawannya, beberapa hari lalu.

Ia kembali teringat kejadian itu, yang sejak beberapa hari ini menaganggu pemikirannya. Saat itu, Irma datang ke tempat kerjanya dengan perasaan linglung.

Irma adalah wanita yang sudah berusia 34 tahun. Ia adalah wanita yang mandiri, namun tidak dalam urusan pacaran. Meskipun sudah hampir memasuki usia 35 tahun, Irma masih sangat labil dalam hubungan asmara, selalu nampak bimbang.

Saat ini Irma memiliki pacar, Dante nama pria itu. Awalnya pria itu baik dan namun belakangan ini. Dante meminta hal yang membuat Irma ragu.

Dante meminta sesuatu yang selama ini selalu dijaganya. Bukti cinta Irma pada Dante, yakni melakukan hubungan badan. Setelah itu baru menikah. Irma ragu dan ia meminta saran pada Anne. Saat itu juga Anne sedang memiliki masalah yang hampir sama. Namun berbeda.

"Jadi aku harus bagaimana Anne?" Tanyanya.

"Kalau dia seperti itu, berarti dia tidak cinta sama kamu"

"Tapi usia aku kan sudah segini, susah untuk memulai suatu hubungan lagi,"

"Jadi kamu mau melakukannya. Ya sudah lakukan aja," ujar Anne sedikit ketus.

"Bukan begitu maksud aku," tuturnya setengah berbisik.

"Terus apa?"

"Aku perlu dukungan."

"Dukungan untuk menyetujui perbuatanmu dengan dia."

"Bukan."

"Nah, lalu apa! Terserah kamu lah. Kamu sudah dewasa dan kamu tahu mana yang baik buat kamu."

Raut wajah Irma berubah, namun dia diam saja. "Maaf menganggu waktu kamu," ujarnya berlalu dari hadapan Anne.

☹☹☹

Waktu sudah berlalu sejak kejadian itu. Namun Anne tidak bisa berhenti memikirkan perkataan yang dilontarkan kepada kawannya. Ia merasa sangat kejam.

Karena disatu sisi, ia pun menghadapi masalah yang sama. Ia pun dituntut untuk mendengarkan pacarnya melakukan onani di telepon. Janjinya sekali, lalu terus-terusan.

Ia pun tersudutkan dalam masalahnya dan bagaimana ia bisa memberikan jawaban yang pantas? Sedangkan dia pun berada di persoalan yang sama.

Terkadang Anne pun berpikir apakah cinta dan nafsu adalah satu paket dalam berhubungan? Ataukah satu paket yang terpisah antara cinta dan nafsu?

Apakah cinta melibatkan nafsu atau sebaliknya nafsu melibatkan cinta. Entah kenapa kali ini, Anne memiliki pemikiran yang naif. Dia hanya menginginkan cinta yang murni, cinta yang tidak melibatkan nafsu.

Namun kenyataan yang harus dihadapinya tidak demikian. "Ya, aku harus memutuskan mana yang terbaik," tekad Anne dalam hatinya.

Cinta dan nafsu adalah berbeda. Jika pria mencintai wanita, maka ia harus menghargai keinginan dan prinsip wanita. Jika tidak ada suatu penghargaan sikap, itu namanya bukan cinta. Melainkan nafsu belaka.

Anne menarik nafas dalam-dalam sebelum mengambil ponsel dan mencari nomor telepon Irma.

Nada dering ketiga, telepon pun diangkat. "Irma, aku minta maaf dengan perkataanku beberapa hari lalu,l ujar Anne setelah Irma mengatakan hallo.

"Tidak apa-apa," jawab Irma.

"Sejujurnya," lanjut Anne, "Aku juga memiliki masalah yang hampir sama denganmu."

Irma diam saja diseberang telepon. Anne pun melanjutkan, "Aku tidak bisa membantumu waktu itu, karena aku juga tidak tahu apa yang harus aku perbuat."

"Sekarang aku tahu, bahwa cinta dan nafsu adalah paket yang berbeda dalam suatu hubungan."

"Kamu benar," kata Irma selanjutnya, "Aku juga memikirkan yang sama denganmu. Mungkin pria seperti itu bukanlah pria yang pantas dijadikan pendamping."

"Aku setuju," kata Anne, "kamu mau memaafkan aku kan? Aku bertindak kasar padamu."

"Tidak apa-apa, karena tindakanmu. Aku juga berpikir keras. Karena tidak mungkin selamanya aku mengantungkan keputusan hidupku pada teman."

"Ya, kamu benar. Karena kadang jawaban teman hanya untuk menyenangkan kamu dan hanya ingin mendengarkan dukungan walaupun terkadang dukungan itu salah."


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health