Belakangan ini aku dibalut pemikiran yang membuat bingung dengan hubunganku dengannya. Apa harus lanjut atau tidak ya?? Habis mama sudah maksa juga harus cepat-cepat menikah.

Dia malu karena dua anak gadisnya sampai memasuki usia kepala tiga tapi belum juga menikah. Soalnya, waktu pulang ke Balikpapan, pada ditanyain ma beberapa kawannya, sudah punya berapa cucu.

Mereka pada kaget dan memandang remeh, karena anak-anaknya belum pada menikah. La, seharusnya mama bangga donk ma anaknya. Lantaran tidak menikah karena MBA (married by Accident).

Meskipun memiliki pacar juga, bukannya berarti sudah siap menikah. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Lagi pula, selama ini, aku dan kakakku selalu saja hubungan kami dengan pacar kami selalu saja ditentang.

Dengan alasan, beda agama, tidak suka asal negaranya, cinta sesaat. Tidak setuju karena perokok, dan masih banyak segudang alasan yang selalu diajukan mama.

Alhasil, capek deh. Selalu mencari yang baru. Kali ini juga mama tidak setuju dengan pilihan kakak dan juga pilihanku. Malah menjelek-jelekan negaranya seperti ini dan itu.

Selain itu juga perbedaan agama, meskipun sama-sama kristen tapi juga berbeda. Duh, jadi bingung. Sedangkan dia menuntut untuk datang secepatnya.

Tambah bingung, akhirnya semalam aku berantem karena permasalahan ini. Sejujurnya aku tidak mengerti what's love? How's to feel fall in love? How's to respect our lover?

Sekarang ini, aku bertahan untuk tidak menghubunginya. Meskipun berat, capek selalu memiliki hubungan yang tidak pernah mendapatkan restu. Tapi selalu dituntut untuk segera menikah!!!

Sebenarnya pernikahan itu seperti apa? Apa point dari pernikahan? Apa hanya untuk mendapatkan momongan, atau menghindari perkataan orang dengan lebel "perawan tua", "perjaka lapuk".

Sampai saat ini, aku sendiri masih belum memahami makna pernikahan yang sesungguhnya. Apakah pernikahan itu, untuk menghindari perzinahan? Aku aja tidak ada pernah terbesit untuk berhubungan seksual.

Seharusnya orangtua itu bangga, anak-anaknya masih berpegang teguh dengan prinsip. Bukan asal-asalan untuk mendapatkan pasangan hidup asal laku!!!!!

Karena permasalahan ini, aku pun akhirnya memutuskan hubunganku dengannya. Biarlah dia marah, kalau dia memang mencintaiku dengan sungguh-sungguh. Ia akan datang dan memperjuangkan cintanya, membuktikan cintanya padaku.

Saat ini biarkanlah aku merenungkan hidupku ini. Apa mengikuti kata hati, omongan orangtua, pandangan orang mengenai kenapa sampai saat ini aku masih belum menikah.

Topik ini juga sangat menarik untuk diangkat menjadi bahan tulisan, sayangnya aku bukan piskologi, tapi tak ada salahnya diangkat dari cara pandangku dan beberapa orang yang sampai saat ini juga belum menikah.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health