Terkadang aku berpikir reformasi sama dengan kebodohan. Wah, aku bisa dikecam orang banyak neh. Kenapa, aku bisa berpikir demikian? Tentu ada alasan yang jelas.

Pada masa orde baru, setelah itu adanya reformasi. Dimaksud agar Indonesia semakin maju dan berpikir ke depan. Tapi uniknya, aku malah beranggapan Indonesia semakin merosot kebelakang.


Masyarakat bebas bersuara dan bertindak anarkis. Demo berdarah, teroris semakin merajalela, semuanya seperti politik. Masyarakat kecil dipengaruhi untuk bertindak anarkis.

Sungguh ironis, bukan? Masyarakat, sebagian gampang dipengaruhi dan "ditunggangi" oleh sekelompok orang yang memiliki "kekuasaan" dan juga "uang". Permainan politik.

Huru-hara dalam demontrasi, perkelahian antara polisi dan demonstran kerap mewarnai berita di televisi dan juga koran nasional. Menjadi berita headline. Korban berjatuhan dan saling mengecam. Inikah demokrasi itu, era reformasi yang diharapkan. Merusak barang publik, membakar.

Tidak kah berpikir kedepan bahwa itu juga akan merugikan kita? Terkadang ironis, mereka mengatakan mahasiswa tapi bertindak bagai manusia yang tak terpelajar. Merusak kampus, tempat mereka belajar. Karena alasan tertentu.

Apakah itu sudah hebat? Ah, sekarang ini siapa yang bisa beredam amarah dan yang memiliki kekuasaan. Yang pasti hukum alam masih berlaku, "yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan semakin miskin". "Kekuasaan, kekayaan, masih menjadi pilihan bagi "penguasa."

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health