"Tidak," teriak Bunda tak tertahankan, saat menerima telepon duka.

Siapa sangka dan siapa yang mengetahuinya. Suara telepon di sore hari membuat pilu dan kelabu kehidupnya di masa depan.

Kabar kematian suami yang dikasihinya, bagaikan petir disiang bolong. Kepedihan tak tertahankan. Isak tangis tak percaya menguap di udara. Bagaikan air mendidih yang kian lama kian menipis dan hanya meninggalkan bau hangus. Lantaran air tak terlihat lagi.

Suara sirene kembali mengejutkannya, membawanya kembali diantara dunia nyata dan dia hayalan belaka. Ketika tandu sudah terlihat dari kejauhan. Sesosok tubuh tergetak tak berdaya.

Kaki yang lemah berlari kian kencang menghampiri sesosok tubuh yang dikenalnya puluhan tahun. Pilu, menusuk kembali. Helaan nafas disekeliling seakan menyentaknya kembali bahwa ini tidak mimpi. Ini beneran terjadi.

"Ya, Tuhan! Kenapa Engkau mengambilnya secepat ini," histeris kata yang keluar dan selanjutnya hanya erangan yang tak terucap.

Kembali suara teriakan pilu terdengar dari anak-anaknya yang menyusulkan kian cepat. Wajah pria yang dikenal mereka sejak mereka terlahir di dunia. Kini diam tanpa expresi.


Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com

God bless us
BlackBerry®
Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health