Selamat pagi, pagi ini ceria dan aku bangunnya kesiangan. Ya, dikarenakan hari minggu jadi ingin bersantai-santai dulu kali ya :p

Okey suatu kisah sedih masih dari buku renungan pagi setahun "Umat Pilihan." Mari kita baca bersama, yuk ;)


HARGA KEKAL

"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiyayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? …

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Roma 8: 35-37).

Bagaimanakah kita bisa menjalani kematian kekal karena dosa-dosa kita?

Simaklah kutipan dan cerita ini, "Setan dengan godaan sengitnya menyayat hati Yesus. Juruselamat tidak dapat melihat melalui pintu kuburan. Tidak ada pengharapan datang pada-Nya tentang kebangkitan-Nya dari kubur sebagai pemenang, atau memberi tahu Dia tentang penerimaan Bapa atas pengorbanan itu.

Ia takut bahwa dosa begitu menyakiti Allah sehingga perpisahan mereka akan abadi…. Itulah rasanya dosa, membawa kemurkaan Bapa ke atas Dia sebagai penganti manusia , yang membuat cawan yang diminum-Nya begitu pahit, dan menghancurkan hati Anak Allah" (The Desire of Ages, hlm. 753)

Saya ingat cerita itu sejak saya masih kecil, tentang anak laki-laki yang sakit parah sehingga para dokter berkata ia akan mati. Kecuali, dan disinilah nasibnya tergantung, mereka bisa menemukan seseorang yang cocok darahnya dengan darah anak itu, yang jarang ditemukan.

Dan seluruh keluarga diperiksa, tetapi malah adik perempuannya yang bisa memberikan darah yang cocok.

Dokter dan orangtua memberi penjelasan kepada adik perempuannya tentang keadaan mendesak itu, dan bertanya apakah ia bersedia memberikan sejumlah darahnya untuk menyelamatkan kakak laki-lakinya yang sakit parah. Sambil berpaling, ia merenungkan permintaan mereka, kemudian mengangguk. Ya, ia mau memberikan darahnya.

Dalam waktu singkat ia pun dihubungkan dengan kantong plastik yang mulai penuh dengan darahnya yang menyelamatkan. Menit- menit itu pun berlalau; prosedur itu akhirnya berakhir.

Dan sementara mereka membawa gadis kecil itu keluar laboratorium, dengan bibir gemetar dan mata sembab ia memandang wajah ayahnya dan dengan tenang bertanya, "Ayah, kapan aku akan mati?" Untuk beberapa saat ayahnya tampak bingung. Dan seperti halilintar menyerang barulah ia sadar – anak gadis kecilnya baru saja mengalami cobaan berat menyumbangkan darahnya, karena mempercayai bahwa bila itu sudah selesai, maka ia akan mati! Apakah ia mati bagi saudara laki-lakinya?

Kebenaran yang terpancar adalah bahwa dalam pikirannya ia sungguh-sungguh menyerahkan hidupnya untuk seorang yang amat dikasihinya.

Sama seperti Yesus, yang dalam benak-Nya pada Jumat petang itu menyerahkan hidup-Nya selamanya, agar Anda dan saya bisa hidup selama-lamanya. Tidak heran, tidak ada yang akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Yesus Kristus.

*Tidak banyak orang yang mau berkorban untuk orang lain, apalagi hingga mengorbankan nyawa. Tetapi Yesus rela mengorbankan diriNya untuk umat berdosa agar diselamatkan dari perbudakan dosa. Sungguh luar biasa kuasa dan kasih Yesus bagi umat manusia :)


Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com

God bless us
BlackBerry®

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health