Selamat pagi dan sabat, saya minta maaf karena kemarin tidak sempat mengupdate renungan pagi, karena kesibukan dan kondisi badan yang sedang tidak nyaman.

Pagi ini renungannya sangat menyentuh dan saya merasakan kengerian yang luar biasa pada saat membayangkan bagaimana Yesus saat berada di bukit Golgolta. Ada setetes air mata yang tiba-tiba mengalir pada pipi saya, entah kerena perasaan bahagia karena Yesus menebusku dari dosa; ataukah perasaan lain mengenai kejadian pada masa itu.

Mari kita baca bersama ya :)

PEKIKAN DI TENGAH KEGELAPAN

"Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani?', yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Markus 15: 33,34).

Saya pernah mendengar beberapa jeritan manusia. Sebagai ayah, saya pernah mendengar anak-anak menjerit karena rasa dan ketakutan mereka. Sebagai pendeta, saya pernah berjalan di lorong rumah sakit dan mendengar tangisan rasa sakit yang tertahan di balik pintu-pintu yang tertutup. Namun saya belum pernah mendengar kengerian sesungguhnya jeritan Golgota: "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Tangisan (bahasa Yunani megale, dari mana berasal istilah "megaphone") dengan "suara nyaring" ini bukanlah rengekkan.

Tidak diragukan lagi seperti tangisan-Nya yang terakhir, "memekik, melengking dan menderita sekali" (Signs of the Times, 14 April 1898). Apakah itu kegerian ditinggalkan Allah di tengah salib?

Mungkinkah itu karena mendekatkan kematian kedua yang merambat tanpa suara, yang Yesus rasakan dalam kegelapan – kematian kekal yang sebelum ini belum pernah disaksikan di mana pun di alam semesta? Disebut kematian "kedua" dalam wahyu 20:6, dan kematian "kekal" dalam Roma 6:23, apakah itu kengerian tanpa nama, dari musuh tanpa nama itu, yangmemicu jeritan kristus yang sesungguhnya?

Kegelapan gaib kematian yang meyelimuti salib-Nya adalah bukti samar bahwa perpisahan yang Yesus mohon agar tidak terjadi di taman tadi, kini akan segera terjadi. "Allahku, Allahku!"

Bukannya "Abba, Bapa." Hanya kengerian dari kenyataan bahwa Dia yang bersama-sama dengannya dalam kekekalan telah pergi. "Mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Tapi tidak ada jawaban bagi jeritan itu, meninggalkan keheningan pekuburan dalam kegelapan salib. Ia telah di putuskan selamanya.

Rakyat jelata dan para imam besar yang mencemooh itu tampaknya benar; "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan" (Mat. 27:42). Dan itulah kebenaran Injil. Karena seandainya Ia menyelamatkan Diri-Nya sendiri pada Jumat petang itu, hanya itulah yang diselamatkan. Hanya Diri-Nya sendiri.

Itu adalah kebenaran yang tidak dapat dipahami tentang kisah Ilahi, kasih Allah di dalam Kristus, yang mencegah Dia menyelamatkan Diri-Nya sendiri. Sebagai gantinya menuntun Dia mengorbankan Diri-Nya sendiri selama-lamanya, hanya untuk menyelamatkan orang-orang berdosa seperti Anda dan saya.

Bahkan jeritan-Nya di tengah kegelapan tidak dapat mengubah pikiran-Nya atau membalikkan pilihan-Nya. Allah yang telah memilih kita sejak permulaan memilih kita pada akhirnya. Semua berakhir pada petang itu.

*Saya tidak tahu bagaimana rasanya menjelang ajal, tetapi mama saya pernah menyaksikannya saat mbahkakung meninggalkan dunia ini selamanya, mbahkakung meninggal dengan tenang, tidak ada jeritan atau ketakutan akan ajal yang datang menjemput. Berbeda dengan kamar sebelah mbahkakung yang menjerit, mengerang, ketakutan. Kenapa dua orang tersebut berbeda?

Mbahkakung sudah merasakan penebusan keselamatan dari Yesus. Ia menyakinin bahwa Yesus sudah mengorbankan diriNya untuk mbah. Sehingga mbah bisa meninggalkan dunia ini tanpa menguatirkan dosa yang sudah diperbuat, karena semua sudah dibayarkan Yesus dan sebagai ganti akan kepercayaan itu menjalankan perintah Yesus di dalam keseharian hidupnya.

Orang yang takut mati atau masih merasakan berbuat dosa. Ia merasakan dosa-dosa itu seakan mengikutinya. Sehingga kematian itu menjadi momok yang menakutkan. Lalu, bagaimana dengan Yesus, apakah yang ditakutkanNya? Kenapa pekikannya sangat melengking dan kengerian yang luar biasa yang Ia rasakan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Yesus manusia yang kekal, Anak Allah yang hidup turun ke dunia ini sebagai manusia, menjalankan kehidupan sebagai manusia, manusia sempurna karena kehidupanNya selaras dengan kehidupan Allah. Yesus yang hidup kekal harus mati di kayu salib. Mati=meninggalkan dan ditinggalkan.

Aku tidak bisa membayangkan kengerian Yesus saat semua tubuhnya terluka, tersakiti karena ulah manusia; Bagaimana perasaan Allah saat melihat keadaanNya di kayu salib? Apakah Allah berpaling dariNya karena tidak sanggup melihat penderitaanNya; Allah berpaling dariNya agar nubuatan itu digenapi. Karena Allah "mungkin" takut Ia akan menyelamatkan Yesus, sehingga kita tidak terselamatkan. Yesus merasakan Allah berpaling dariNya. Ketakutan ditinggalkan Bapa, kematian yang memisahkanNya itu adalah suatu beban berat karena pikulan dosa itu sangat berat. Dosa manusia yang ditebus oleh darahNya.

Tuhan sungguh besar kasihMu atas kami, Engkau mengorbankan anakMu untuk menebus kami dari perbudakan dosa yang tidak akan pernah bisa ditebus. Pengampunan dari Mu adalah mujizat untuk kami.

Suatu kisah, seorang ibu yang mengorbankan dirinya agar anak selamat dari hukuman mati. Ia rela mengikatkan dirinya agar lonceng berbunyi. Sehingga sang anak yang berdosa itu tidak jadi dihukum mati. Darah yang menetes menandakan kasih sayang sang ibu agar anaknya diselamatkan dari kematian karena perbuatannya yang gemar mencuri, mabuk dan perbuatan cela lainnya.

Tubuh rentanya yang rela ia ayun-ayunkan ke kanan dan ke kiri agar lonceng itu tetap berbunyi. Kesakitan yang luar biasa tentunya. Tapi itu ia tak hiraukan agar anaknya bisa bebas.


Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com

God bless us
BlackBerry®

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health