Akhir tahun lalu, aku berkesempatan melakukan perjalanan seorang diri selama satu bulan penuh, yakni di bulan DESEMBER. RAINING DECEMBER SEASON. Ya musim hujan di desember, tidak menghalangi niatku untuk menjelajah di beberapa tempat di Indonesia, khususnya Jawa, Lombok dan Bali.

Listening to Your Own Voice

Beberapa teman mempertanyakan kebenaran mengenai niatku untuk melakukan traveling atau perjalanan seorang diri. Bahkan mereka, tidak percaya bahwa aku berani berjalan seorang diri untuk liburan. Aku hanya mendengarkan suaraku sendiri. Aku tidak peduli kalau mereka percaya atau tidak. Aku tahu aku bukan lah wanita yang memiliki kekuatan super atau super kuat. Kondisi badan yang terkadang rapuh, tidak menghalangi niatku sama sekali untuk melakukan pertualangan seorang diri.



Aku memutuskan membawa satu koper berbahan plastik dan tas ransel murahan. Karena asli, tuh tas ransel sangat menyusahkan punggungku, tetapi tidak apalah. Aku tidak memiliki banyak uang. Jadi, cukup membantu juga tas ransel tersebut. Membagi dua bagian tempat; Koper aku gunakan untuk menyimpan baju dan perlengkapan perempuan. Bagaimana pun juga perempuan tidak bisa terlepas dari perawatan, dan juga tempat menyimpan sepatu dan sandal. Sedangkan tas ransel, aku gunakan untuk menyimpan dompet, perlatan elektronik (seluler, laptop dan chargernya); serta air minum, kain pantai, buku bacaan, dan beberapa "perlengkapan kebersihan:" seperti tissue, tissue basah, lotion, deodoran, parfum, minyak angin, sikat gigi, pasta gigi. Plus beberapa snack juga.

Jadilah perjalanan pertamaku menuju Bandung. Lalu dilanjutkan ke Yogyakarta, Probolinggo, Malang, Surabaya, Banyuwangi, kemudian Lombok dan Bali. Selama 31 hari, banyak hal tentunya yang aku alami dan aku rasakan dengan segenap jiwa dan ragaku. Aku merasa dekat dengan sang penciptaku, Tuhan. Aku merasakan kebebesan dan kebesaran dan kemuliaannya. Alam adalah suatu tempat untuk menenangkan pikiran, pikiran kotor seperti rasa kuatir, cemas, sedih, kecewa, patah semangat. Semua hilang tak berbekas. Spiritural yang aku rasakan.

Bandung... Membawaku pada Kawah Putih, Tangkuban Perahu, Bossca, Air panas, Shopping Centre.
Hilang dan diketemukan kembali, itu lah yang aku rasakan. Kelelahan tubuh karena cuaca yang selalu tidak mendukung membuat tubuhku terasa hilang dan ditemukan kembali saat aku melihat betapa amazingnya Kawah Putih, betapa besarnya kawah Ratu yang masih "membara" dalam kubangan yang terdalam. Betapa dingin mengigitku dan menyadarkanku bahwa aku masih hidup dan bernafas dan masih bisa merasakan keajaiban yang luar biasa.

Aku belajar untuk lebih peduli, lebih perasa, lebih mandiri dan lebih bersemangat untuk mengejar mimpi. Meskipun usiaku bisa terbilang tidak muda lagi, sudah mencapai kepala tiga keatas. Tidak sukses dalam karir, tidak sukses dalam percintaan, tetapi aku sukses dalam pemikiranku sendiri. Bahwa semuanya adalah worth it. Pengalaman mengajarkanku untuk kuat, mimpi mengajarkanku untuk meraih, kehidupan mengajarkanku pada bahwa tak semuanya indah tetapi semuanya menyenangkan. Air mata mengajarkanku untuk lebih merasakan penderitaan orang lain, kemurunganku membuatku menjadi lebih kuat untuk menyembunyikan duka dan selalu tersenyum. Sehingga banyak orang yang sepanjang perjalanan -teman perjalanan- tidak percaya bahwa aku sudah 30+ mereka masih berpikir bahwa aku masih berkisaran 25an.

Tapak Kilas Balik Yogyakarta

Seminggu di Yogyakarta membuatku mengingat masa-masa kuliah yang dulu menyenangkan dan juga menyedihkan. Pertengkaran, persahabatan menjadi bagian dalam perjalananku yang membuatku bisa berdiri seperti saat ini. Yogyakarta kota kenangan bagiku sendiri, aku bersyukur bahwa aku bisa kembali menginjakan kaki di kota ini. Semuanya berubah tetapi tidak banyak berubah, perubahaan warna yang membuatnya semakin menarik dan rapi. Sama sepertiku ada hal-hal yang berubah di dalam diriku dan itu menjadi bagian yang indah. Kesiapan diriku untuk menjalin hubungan yang serius. Selama ini aku takut untuk menikah, kebebesanku akan terhalang; mimpiku akan punah tetapi memiliki mimpi baru tidak ada salahnya jika mimpi lama tidak bisa terwujud. Perubahaan yang membawa kebaikan bagi semua dan semua tentu akan lebih berbahagia; khususnya keluargaku yang selalu menuntut dan menuntutku.

Kemegahan Bromo

Ini kali pertama aku menginjakan kaki di Bromo, "buta arah" tetapi tak takut untuk mencoba mencari dan mencari kebenaran itu sendiri. Banyak orang mengatakan bahwa bromo itu tempat yang indah. Apakah itu benar? Mari aku buktikan.

Keretaku mengalami keteramatan sehingga aku sampai terminal kurang dari lima menit. Elf sudah tidak beroperasi secara normal. Aku mesti membayar mahal untuk bisa mencapai bromo. Beruntung aku bertemu pemuda dari German dan kemudian wanita dari Prancis. Kami pun sepakat untuk shared carter Elf. Kemudian kami juga sepakat untuk shared kamar. Karena kami semua cuma berencana satu hari saja di Bromo.

Mengejar Matahari Terbit

Siapa sangka, aku akan mengejar matahari terbit diatas gunung. Gunung Bromo, wow amazing dan aku harus bangun pagi-pagi untuk bisa melihat hal yang biasa, karena matahari selalu terbit bukan di pagi hari? Bukannya biasanya kalau matahari terbit, kita malah menarik selimut untuk tidur beberapa saat lagi. Beberapa teman baru, sibuk berkutik dengan ponsel dan tab mereka, begitu juga dengan aku mengabarkan ke guardian angel dan orangtua bahwa aku sudah tiba di Bromo. Ah, salah satu dari mereka mengorok dengan nyenyaknya, suara dengkuran itu membuatku susah tidur. Karena kelelahan jadilah kami tertidur dengan nyenyaknya. Suara pintu di kedor sekitar pukul 03.00 WIB. Teman baruku mau hiking ke gunung, sedangkan aku sudah menyewa ojek untuk mengantarkanku ke spot-spot di Bromo.

Kami berpisah dan aku melanjutkan mimpiku mengejar matahari terbit. Aku tidak banyak membawa pakaian hangat, jaket merah hanya satu-satunya pelindung yang aku punya. Aku sampai harus memakai dua kaos dan satu jaket. Aku pikir dinginnya tak akan sedingin air es. Aku salah!!! Dinginnya sungguh menggigit.Matahari kali ini malu untuk menampakan cahaya gemilangnya. Dia menyuruh sahabatnya hujan untuk turun. Jadilah sia-sia perjalanan panjangku. tetapi tak ada yang disia-siakan, karena aku melihat kabut tebal kian menipis menghilang dan menampakan pemandangan yang luar biasa. So amazing.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health