Keharuman bolu yang masih menanti berwarna coklat keemasan, wanginya sudah memenuhi seluruh ruangan. Bolu panas dengan secangkir coklat panas atau pun secangkir caramel kopi tentunya akan menambah kenikmatan di sore hari. Duduk di teras sambil memandang bunga-bunga yang sedang bermekaran. 

Bolu ibuku, adalah merek dagangan lokal yang dibuat tanpa sengaja. Meskipun nama itu masih b
elum terdaftar di Badan POM atau pun di Dinas Kesehatan. Karena modal yang dimiliki masih lah belum sebesar itu. Sewaktu lebaran, pesanan meningkat dratis, kami turut membantu proses pembuatan bolu ibuku ini. Dalam sehari kami harus membuat lebih dari 100 bolu dari berbagai ukuran. Kebetulan bolu ibuku yang dijual mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar. Harga yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari 12K hingga 50K. Mungkin sebagian pembeli merasa harganya terlampau murah tetapi ada juga yang beranggapan harganya terlalu mahal. Karena di swalayan lokal harga bolu kecil ada yang mampu menjual seharga 8K.

Bolu ibuku ini memang tidak dijual dengan harga yang murah sekali, karena bahan yang dipakai adalah bahan yang memiliki "nilai dagang" tersendiri. Sehingga hasil dari bolu dengan menggunakan tepung bermerek, mentega yang bermerek dan berkualitas. Serta pilihan telur yang besar dengan harga jual di atas rata-rata harga telur biasa menjadikan bolu ibuku menjadi bolu yang terbaik.

Soal rasa, ibu memang pandai mengolah rasa. Tangannya adalah tangan magic, setiap masakan yang di masak selalu habis tersantap dan semua orang memuji dan meminta "rahasia bumbu dapur". Bolu ibuku ini memiliki varian rasa bolu coklat, bolu coklat pisang, bolu pandan, bolu pisang, bolu tape dan sempat bereksperimen dengan berbagai variant rasa. Banyak yang memuji bahwa bolu itu enak bahkan konsumen banyak yang pesan dan pesan lagi. Tetapi sayang, saat ini produksi bolu ibuku tidak terlalu banyak yang memesan. Bukan karena tidak enak lagi, tetapi karena tidak di promosikan lagi. Kalau pun ada yang pesan, mereka memesan dalam jumlah sedikit sehingga kami hanya menerima order untuk saat ini bolu yang besar-besar saja. 

Aku sebagai anaknya berharap agar usaha sampingan ini bisa terus berkembang. Terbukti dari dua oven kecil, kini ibu memiliki oven special khusus memanggang kue bolu dengan sekali open 16 loyang bisa matang sempurna. Bahkan dari satu mixer tua dan akhirnya harus dipensiunkan, ibu bisa membeli dua mixer kue baru dengan kecepatan yang luar biasa dan tanpa harus manual. Sungguh sukses usaha ini jika dikembangkan dengan sempurna. Sayangnya, kembali lagi dalam persoalan modal yang susah berputar. Modal awal dan keuntungan berhasil di raup tetapi sejak papa meninggal, ibu pun kian menjelma menjadi sosok yang "kurang" semangat. Aku berharap pesanan bolu ibuku akan kembali seperti dulu. Karena aku sangat menyukai bolu ibuku. Bukan karena aku anaknya, tetapi memang rasa tidak pernah bohong. Sekali kamu merasakannya, kamu ingin lagi dan lagi. Buktikan saja sendiri jika kamu berada di wilayah Tanjungpinang. Segera pesan kue bolu ibuku. 

Bolu ibuku menemani waktu santaimu dengan sempurna
Rasakan Tiap Gigitan membuatmu Terpesona
Jadi Tunggu apalagi pesan sekarang juga

Eh koq jadi promosi produk ya hahaha padahal tidak ada niatan mempromosikan di jurnal harianku ini. Kenapa seh aku suka menulis sesuatu. Karena dengan menulis aku bebas menentukan ekspresi mana yang kuinginkan. Aku hidup dalam relung waktu yang tak akan pernah mati dan berharap kelak jejak tulisanku ini akan mengenang aku yang bukan siapa-siapa menjadi sosok biasa yang selalu teringat akan tulisan-tulisan kecil. 

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health