#Jelajah Waktu

Mulai Eksekutif hingga Kelas Ekonomi

Suatu kesempatan yang luar biasa menikmatin naik kereta, tidak hanya mendengarkan dan menyanyikan lagu masa kanak-kanak dulu. Mungkin lagu itu sudah menjadi lagu tua dan sudah jarang didengarkan lagi, apalagi dinyanyikan kembali.... Lagunya kalau tidak salah ingat seperti ini...

Naik kereta api tut tut tut, siapa hendak turut
ke Bandung Surabaya boleh lah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas ikut, keretaku tak berhenti lama....



Menunggu kereta pagi di Banyuwangi
Mudahan tidak salah lirik ya, kalau salah bisa diberitahukan di komen, sehingga bisa dikoreksi di masa akan datang. Sekitar dua tahun lalu, tepatnya pertengahan Februari 2014 aku mendapatkan pekerjaan di daerah kota tua, Jakarta. Seorang teman kerja suka banget naik kereta api computerize. Kereta ini hanya menlayani Jabotabek saja ya, belum sampai ke Tanjungpinang -lol- Nah, terkadang terasa lelah naik salah satu transportasi yang trend dan saat ini masih berada di Jakarta dan Yogyakarta sudah melirik sistem ini, yakni transportasi busway. Kalau di Jakarta mereka mengatakan Trans Jakarta, sudah ketebak donk kalau di Yogyakarta mereka juga bilang Trans Jogja.

Kereta Api sistem Komputer

 Kereta api sistem komputer ini memang menyenangkan jika tidak terlalu ramai penumpang. Alias bisa duduk, pengalaman naik kereta api tuk pertama kalinya itu memang menyenangkan antara Jakarta Tua ke Matraman, perbatasan antara Jaktim dan Jakpus. Memang kalau malam menggunakan kereta lebih cepat dan bebas macet, meskipun masih menggunakan sistem molor alias jam karet terkadang. Kalau terkendala ada kejadian tak terduga lainnya tidak ada masalah. Setidaknya kereta api zaman sekarang dengan zaman dulu, walau hanya melihat dari televisi saja sungguh berbeda. Karena kereta zaman sekarang tidak lagi bising mengeluarkan suara tut tut tut lagi. Sehingga lagu masa kanak-kanak sudah masuk ke dalam box sejarah. Sudah tidak pernah kudengarkan lagi anak-anak kecil menyanyi lagu anak-anak. Mereka (anak-anak) lebih demen nyanyi lagu percintaan kelas remaja. Mau dikata apa, orang bilang zaman sudah berubah, begitu juga lagu anak-anak sudah langka.

Karena dengan teman naik kereta dan kebetulan turunnya di stasiun yang sama. Jadi aku tidak pernah memperhatikan berapa jumlah stasiun yang harus kulalui untuk turun di stasiun yang sebelum stasiun pemberhentian terakhir, yakni stasiun Jatinegara. Nah, sistem kereta wilayah Jabotabek ini terkadang mereka menggunakan suara pemberitahuan mengenai beberapa stasiun yang akan berhenti di pemberhentian selanjutnya. Terkadang tidak ada, karena sudah terbiasa jadi sudah tau titik-titik jarak mana yang aku harus siapkan untuk turun. Kebiasaan naik jadi membuat aku mengetahui dengan pasti. Awal-awalnya kalau pulang sendiri suka deg-degan. Maklum rekan seperjalanan terkadang harus ke rumah pacarnya. Sehingga tidak pulang dengan kereta api.

Ribuan Peristiwa dalam Kereta

Menjadi penumpang kereta api tentu saja membawa kisah menarik dan menjadi salah satu saksi mata mengenai beragam kisah dalam kereta. Tenang saja, bukan kisah menyeramkan seperti terowongan casablanka. Tetapi beragam kisah unik mengenai sikap, tingkah dan cerita tersembunyi di dalam kendaraan panjang yang bergemericik saat besi-besi bersentuhan antara roda dan rel. 

Senyum simpul selalu aku tahan saat melihat hal-hal biasa menjadi hal luar biasa dalam lokasi yang sempit dan penuh sesak, saat malam, dimana semua orang tumpah ruah menuju pemberhentian terakhir di hari yang beranjak kian gelap. Kisah menarik, tentunya akan kubagi dilain kesempatan.

Kereta Api Jarak Jauh | Kerata Api antar Daerah

Selfie di dalam kereta api
Pulau Jawa adalah pulau yang besar dan luas dan hampir sebagaian besar jarak antar daerah bisa dilalui dengan transportasi darat. Sehingga tidak heran, kereta api jarak jauh makin eksis di daerah Jawa. Selain kereta api ini memiliki beragam gerbong kelas sesuai dengan dompet para penumpangnya. Soal kenyamanan, tentu saja semakin mahal semakin nyaman anda berada di dalamnya.

Uang menentukan segalanya! Tidak heran, orang yang memiliki penghasilan lebih akan lebih menikmatin kenyamanan kelas atas. Kereta api lintas daerah ini banyak keuntungan, bebas macet, pengendara lain ciut nyali saat kereta raksasa ini melintas. Mereka memberikan jalan, so macet no way! Jadilah, aku memilih kereta api sebagai transportasiku berpetualang seorang diri. Awalnya, aku merasa takut naik kereta api, tetapi semuanya hanya rasa takut sementara. 

Sebagai orang yang awam dan tidak berasal dari daerah Jawa, banyak hal kekurangan yang aku jumpai dalam perjalananku dari Jakarta menuju Bandung, Bandung-Yogyakarta, Yogyakarta-Probolinggo, Malang-Surabaya dan Surabaya-Banyuwangi. Perjalanan yang panjang dan membutuhkn waktu yang cukup lama untuk satu tujuan ke tujuan lain. Sayangnya, disetiap kereta yang aku naikin tidak ada pemberitahuan mengenai setiap stasiun yang dilalui, sehingga aku kerap kali menanyakan penumpang lain sudah sampai stasiun mana?

Ini adalah pengalamanku yang menyebabkan aku tidak terlalu menyukai naik kereta, karena aku harus was-was dan kuatir jika tujuan pemberhentianku kulewatin tanpa kusadari. Jadi ada baiknya, pengelola kereta api memberitahukan sistem pemberhentian kereta api, seperti yang terdapat pada sistem busway. Sehingga penumpang baru akan menyukai hal ini, khsususnya orang dari luar pulau Jawa dan luar negeri.

Kenyamanan kelas eksekutif jelas-jelas tidak bisa dibandingkan dengan kenyamanan kelas ekonomi pastinya. Ruangan dalam kereta yang dingin, kursi yang nyaman untuk didudukin juga sangat nyaman, empuk. Kualitas yang sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Khususnya space pada kaki yang juga nyaman.

Kelas bisnis masih terbilang lumayan untuk jarak kaki, masih lapang dan nyaman. Soal bangku tidak bisa dikatakan lagi, tentu saja berbeda dengan bentuk bangku yang ada di kelas utama. Setidaknya ruangannya tetap dingin dan jarak antara bangku dengan bangku agak luas. Sehingga kaki masih bisa diselonjorkan.

Bagaimana dengan kelas ekonomi? Apa yang kamu harapkan dari harga murah meriah hehehe. Kursi yang tidak nyaman, karena bangkunya keras banget. Space jarak kaki hanya bisa kamu tekuk dengan baik. Tidak ada ruang privasi karena kursinya berhadap-hadapan. AC sentaralnya terkadang rusak bahkan tak berasa kalau ada ACnya. 

Naik kereta tentu saja menyenangkan karena memiliki jalur sendiri dan terkadang melewati pemandangan yang indah. Namun, sangat disarankan agar kenyamanan penumpang baru baik lokal mapun untuk luar negeri tidak dipusingkan dengan kecemasan sudah sampai di stasiun mana ini? Ini stasiun apa ya? Lebih baik, menginvestasikan sedikit dana untuk jangka waktu panjang untuk memberitahukan pemberhentian setiap stasiun secara automatis. Sehingga penumpang akan merasa aman dan nyaman, khususnya orang-orang seperti saya yang tidak perlu kuatir bahwa tujuan tidak akan salah :)

Menuju Indonesia maju dan sejahtera, Perbaikin layanan public semakin lebih baik lagi.. Karena Indonesia maju, masyarakat senang. Turis asing pun semakin nyaman menggunakan fasilitas pelayanan yang ada di Indonesia, pulang dengan menyebarkan Amazing Indonesia to visit for Holiday, Business....


Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

1 komentar untuk Naik Kereta Keliling Jawa Tengah

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health