Dear diary, aku terlalu sibuk dengan berbagai hal dan pemikiranku dan belakangan ini tidak sempat untuk menuangkan banyak hal pada jurnal harianku. Meskipun begitu, banyak blogku terbengkalai. Bahkan sudah dua minggu aku tidak mengupdate cerita anak-anak. Aku seperti kehilangan harapan dan keyakinan bahwa aku bisa menulis apa saja yang aku inginkan. Aku bisa mencapai berbagai hal yang aku harapkan.


Berada di dekat mama membuat aku jadi bertambah ndut, meskipun pekerjaanku hanya freelance dan terkadang aku mendapatkan pekerjaan dan terkadang tidak, tetapi aku bersyukur bahwa aku masih bisa diberikan kesempatan bernafas dan berbahagia. Hidup bersama mama menjadikan aku anak yang manja. Kenapa kalau jauh aku bisa berkarya dengan baik dan kalau didekat mama, semua imajinasiku menghilang entah kemana. Padahal aku berharap dengan beradanya aku di rumah, menanti datangnya kebahagiaan yang kunantikan beberapa bulan kedepan. Aku bisa menyelesaikan berbagai cerita, tetapi semuanya hanya tong kosong nyaring bunyinya, hanya perkataan saja tanpa perbuatan.

Bagaimanakah aku bisa menemukan inspirasiku kembali? Harapan dan keyakinanku masih adakah? Apakah surga dan neraka sudah akan segera ada di dunia ini? Dear diary, aku ingin tetap berada di jalan yang benar. Meskipun belakangan ini aku merasakan hampa, aku berdoa tanpa bisa berdoa dengan baik dan benar. Aku kehilangan kata-kataku yang slalu mengucapkan syukur. Sehingga membuatku berdoa seperti yang diajarkan Yesus kepada ribuah orang melalui Doa Bapa kami. Sungguh ironis ya?

Dear Diary, salah kah aku? Bila aku memandang diriku sendiri seperti air suam-suam kuku dan memang begitulah diriku saat ini. Padahal buku rohani sedang digarappun terhenti karena ketidak berdayaan diriku. Apakah aku takut akan masa depan? Apakah nubuatan di Alkitab itu akan segera terlaksana? mampukah aku menghadapinya? Karena imanku saja setengah-setengah. Kalau aku bilang ke mama, mama pasti marah. Bila aku mengingat mengenai salah satu motivator perempuan dari negara barat. Aku kagum akan kuasa dan talenta yang diberikan Tuhan padanya. Dari bukan siapa-siapa menjadi orang yang hebat! Apakah Tuhan akan menggunakan aku sebagai alatNya juga? Tetapi siapakah aku ini?

Harapan dan keyakinan itu tidak pernah hilang. Meskipun aku kehilangan kata-kata dalam doa yang setiap malam aku panjatkan. Aku selalu menitipkan doa saat mama sedang berdoa, jangan lupa doakan aku dan dia. Dia yang kukasihi dan kunantikan beberapa bulan kedepan. Dear diary, salahkah aku menitipkan doa pada mama tercinta, salahkah aku jika aku juga ingin didoakan agar aku memiliki pengharapan dan keyakinan bahwa semuanya baik-baik saja. Tuhan bantulah aku, kembalikan imaginasi dan semangatku hidup. Aku tahu belakangan ini aku mimpi buruk, meskipun aku tidak memahami mimpiku yang kacau balau itu. 


Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health