Dear diary, rasa kangen ini benar-benar sudah menumpuk. Aku sudah tidak sabar lagi menanti sesuatu yang kunantikan. Meskipun belakangan ini aku jarang sekali menghabiskan waktu dengannya. Kesibukannya membuatnya jarang berkomunikasi denganku. Namun, aku tahu bahwa dia melakukan yang terbaik untuk mimpi kami.

Malam ini aku kangen sekali dengannya, rasanya aku selalu ingin berada bersamanya, memandang bintang dan menghabiskan malam dalam kesunyian dan kehangatan. Rasanya, tentu saja sangat menyenangkan. Hidup bukanlah mimpi, tetapi memimpikannya membuatku mengharapkan sesuatu terbaik untuk aku dan dia.


Dear diary, aku merasa senang bundanya sudah dalam keadaan sehat. Setelah pasca operasi, aku berharap semuanya berjalan lancar bagi keluarganya. Aku berterimakasih kepada Tuhan bahwa Tuhan mengirimkan dia untukku. Memang dia bukanlah pria yang kaya raya tetapi kaya hati dan mampu membuatku bahagia dan kuharap kebahagiaan ini lahir dan batin. Aku sudah tidak sabar menantinya. 


Waktu cepat berlalu dan terkadang aku merasa H2C dan aku harapkan semuanya baik-baik saja. Menghitung bulan dan waktu membuatku sedikit gila tetapi aku hanya menginginkan kebahagiaanku dengannya. Egoiskah aku? Dear diary, aku mengharapkan Tuhan mengembalikan kehidupanku yang lama. Aku menginginkan bisa menulis kembali, aku terpaku dan tak berdaya bila berada di dekat bunda. Rasanya magnet malas ini makin bertambah kuat. Dear diary, aku ingin menghasilkan beberapa buku lagi. Tahun 2015 ini hampir berakhir, bisakah aku menyelesaikan pekerjaan yang tertunda?

Aku harus memiliki semangat kembali, aku juga akan kembali melakukan olahraga. Berat badanku terus bertambah karena aku kurang gerak mungkin. Aku masih menyulam mimpi. Mimpi indah dan mimpi buruk terkadang menghantuiku. Aku harus memiliki keyakinan bahwa mimpi indah itu akan menjadi nyata. Menjadi seorang penulis, istri dan anak yang baik bagi mama. Karena papa sudah tidak ada. Hal itulah yang membuat duniaku berputar 180  derajat celcius berbeda. 

Aku tidak mengerti kenapa bisa demikian? Papa, aku kangen dirimu. Aku kangen suaramu yang menganggu hari-hariku. Walaupun terkadang aku enggan mengangkat teleponmu di sabat pagi atau di akhir pekan tetapi aku selalu menghubungimu balik. Papa, jika kamu masih hidup. Aku tidak akan enggan mengangkat suara telepon pagi yang selalu menganggu istirahatku. Papa, aku kangen kamu pa...


Dear diary, aku tidak bisa memutar waktu atau menjadikan waktu lebih baik lagi tetapi aku berharap keajaiban ada padaku. Setidaknya semangatku kembali pulih. Senyum dan khayalanku untuk menciptakan buku indah akan terus mengalir seperti air terjun yang terus mengalir deras dan memberikan kekuatan bagi mereka yang berada di sekelilingnya. 30 hari perjalanan itu mengubahku tetapi kepergian papa menghancurkanku. Aku hanya perlu memulihkan hati dan pikirkanku, meskipun papa tidak disisiku lagi, setidaknya harapan papa akan terwujud. Aku harus berjuang dan semangat tuk kebahagiaanku dan mama.

Dear diary, Tuhan telah banyak memberikanku keajaiban dan perlindunganNya tetapi sebagai manusia biasa kenapa selalu saja ada timbul keraguan apabila semua tidak berjalan lancar? Egoiskah aku? Atau apakah aku manusia yang bodoh dan tidak tahu berterimakasih? Dear diary, kepergiaan papa membuatku hampa! Aku menangis dalam diam, aku pedih dan perih, meskipun aku tahu bahwa aku bukan anak kesayangan papa, seperti yang kakak slalu bilang anak kesayangan. Ya, papa... apakah aku memang anak kesayanganmu? tetapi yang kutahu kamu menyayangi semua anak-anakmu dengan caramu.


Aku tahu, kamu selalu memikirkan semua anakmu. Keluhmu dalam diam, suaramu yang selalu menahasehatin dan mendukung setiap keinginanku. Aku rindu itu papa, sangat rindu. Kamu selalu bilang, bahwa kehidupanku ini unik dan selalu beruntung, tetapi tinggal di Tanjungpinang tidak membuatku merasa beruntung. Tetapi aku berharap ini hanya sementara sampai dia datang ya papa. Padahal, aku ingin sekali papa melihat calon pilihanku. Aku berharap, papa mengenalnya dan merasa bahagia juga. Papa dia bilang, dia tidak bisa menggantikan papa. Tentu saja, karena papa tidak tergantikan tetapi dia yang disana selalu menghantuiku papa. Aku juga menyanginya dengan segenap hatiku. Dia sedang berjuang papa, berjuang untuk mimpi kami. Papa, semoga papa tenang di sana dan kelak kita akan bertemu kembali. Tetapi tidak sekarang ya papa. Aku harap mama panjang umur dan aku bisa membahagiakannya. 

Dear diary, rasa rindu dan kangen akan papa dan dia yang disana membuatku menangis dalam diam dan sunyi. Ada banyak curhatan yang tersimpan dalam draft yang rapi. Rinduku pada papa yang kukasihi, meskipun waktu berlalu cepat tetapi rasa kehilangan ini masih baru. 




Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health