#Cerita1 Pertualangan Gingerbread Series

Pada suatu hari, di rumah pondok ditengah hutan, wanita tua sedang memanggang kue rempah yang terbuat dari bahan jahe. Aroma kue panggang jahe itu tercium hingga ke hidung Peri Chelliana yang sedang melintas di depan pondok nenek.


“Aromanya wangi sekali,” ujarnya, “Setelah pekerjaanku beres. Aku akan mampir ke rumah nenek dan mendapatkan bagianku.”

Dengan lincahnya, ia pun segera berlalu dan melanjutkan pekerjaannya. Chelliana tahu, pekerjaannya harus diselesaikan tepat waktu, sebelum musim salju datang. Meskipun musim dingin belum datang, tetapi hawa dingin sudah mulai menyelimuti hutan amstrem.

Sementara itu, di pondok kue jahe yang dibentuk berbagai macam rupa sudah matang. Nenek segera mengeluarkannya dari oven. Beberapa nenek taruh di piring, tetapi ada satu kue yang nenek lupa menyimpannya, sebelum nenek pergi. Kue jahe yang dibentuk seperti orang. Nenek melihat jam dan bergegas meninggalkan rumah. Sebelum pergi, nenek berpesan agar rumah dirapikan. Padahalkan, nenek tinggal seorang diri di hutan.

Peri Chelliana tiba, saat nenek sudah meninggalkan rumahnya. Ia sudah tidak sabar memakan potongan kue jahe buatan nenek. Saat dia melewatin tempat loyang yang tertinggal sepotong kue jahe. Tas serbuk bintangnya terjatuh dan mengenai kue tersebut. Peri Chelliana tidak memperhatikannya. Sebab, dalam benaknya adalah kue jahe dan segelas coklat panas yang sudah menantinya. Benar saja, saat ia melihat makanan yang sudah disajikannya. Ia segera melahapnya dan tertidur sejenak.

Saat Peri Chelliana pergi meninggalkan rumah pondok di tengah hutan. Suatu keajaiban terjadi, tiba-tiba saja, kue jahe yang tertinggal di loyang itu bergerak. Pertama, ia menggerakan tangannya, lalu kakinya, kepalanya dan ia mencoba berdiri.

“Horrey, aku hidup,” teriak kue jahe itu, dan ia melihat disekelilingnya.

“Selamat datang,” sapa sapu yang sedang sibuk menyapu. Lalu ada juga, merica yang melompat-lompat kegirangan. Kue jahe yang baru hidup itu terkejut, karena bukan hanya dia saja yang hidup.

“Bagaimana mungkin aku bisa hidup dan kalian juga,” tanya kue jahe itu penasaran.

“Itu karena keajaiban. Kami bisa hidup karena serbuk bintang yang tidak sengaja jatuh mengenai kami. Sehingga kami hidup,” ujar ceret menjelaskan sambil sesekali terdengar tiupan peluit yang keluar dari corongnya.

“Apapun itu, aku bersyukur bisa hidup,” seru kue jahe, “Oh ya, panggil saja aku Ginger.”

“Hai Ginger, kamu adalah penghuni baru di rumah ini. Ini rumah nenek, ia sedang berpergian. Ia tidak masalah jika ada penghuni baru disini, asalkan tidak menganggunya. Kita hanya menampakan diri, ketika nenek pergi dari pondok atau saat nenek tidur,” ujar sapu menjelaskan sambil terus menyapu untuk membersihkan rumah nenek.

Di dalam rumah pondok di tengah hutan itu terdengar suara musik. Mereka menyambut penghuni baru yakni Ginger. Ginger merasa bahagia, meskipun terbuat dari bahan adonan kue, tetapi ia melihat teman-teman barunya, tidak ada yang sepertinya memiliki tangan dan kaki yang bisa bergerak dengan bebasnya.

“Aku bersyukur karena keajaiban ini,” serunya ditengah pesta.

“Wah, nenek kembali,” seru ganggang pintu, “Segera kembali ke tempat semula.”

Ginger melihat teman-teman barunya pada kembali ke posisi semula. Ginger bingung, ia tidak mungkin kembali ke tempat loyang. Karena ia tidak ingin nenek memakannya. Sehingga Ginger mencari tempat persembunyian.

Dimanakah Ginger bersembunyi? Apakah Nenek pemilik pondok di tengah hutan itu akan memakan Ginger? Simak ceritanya di Akhir Bulan Juli ya..... Ayo tebak, kira-kira Ginger sembunyi dimana?

Cheers

 

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

1 komentar untuk Serbuk Bintang Peri Chelliana

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health