Sudah kah teman-teman menonton film ini? Awalnya aku tidak tertarik untuk menyewa fim satu ini. Bukan dari judulnya, karena film Indonesia, pasti berkisar tentang percintaan atau tentang kehidupan mewah di pusat kota metropolitan Jakarta. Bosan deh, kalau kebanyakan film seperti itu ditayangkan terus.

Kalau mau film seperti itu, ya gak usah sewa film di Ezy selain buang-buang uang juga waktu. Karena di televisi swasta tiap hari menyajikan film yang serupa. Jadi, buat apa nyewa. Lantaran, beberapa film terbaru yang aku ingin pinjam pada keluar semua. Akhirnya, aku mengambil kaset tersebut, lagi pula, pikir ku saat itu, aku sewa pakai bonus return early, jadi gak rugi lah kalau filmnya jelek. Kan, gratis.

Sesampai di rumah, mencari posisi yang enak, lalu memutar film tersebut di playar disc. Film pun telah di putar, awal pemutaran film itu aku sudah mulai tertarik dari percakapan yang di lontarkan para pemainnya. Walaupun, pemainnya itu jauh dari cantik, tetapi pas memerankan sebagai Adjeng dari intonasi bicara dan juga tingkah lakunya yang sedikit 'liar' menarik.

Ya, film ini ternyata dilatar belakangi dari dua buah cerpen hasil karya Djenar Maesa Ayu. Tentunya, bagi yang pernah membaca karyanya, pasti mengetahui gaya bahasanya yang selalu menggunakan beberapa 'kata yang bebas'. Film ini dibuat berdasarkan cerpen yang berjudul Lintah dan Melukis Jendela.

Dimana film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang wanita dewasa bernama Adjeng, mencoba bergulat dengan segala aspek kehidupan yang menimpanya. Beranjak dari masa lalu yang kelam, ia memilih profesi sebagai penulis, penulis cerita anak-anak. Segala upaya di tempuhnya semasa kecil yang di perlakukan orangtuanya secara kurang layak. Sehingga membentuk karakter Adjeng dewasa menjadi dua kepribadian. Di satu sisi, ia bersikap sangat agresif ketika sedang bersama teman–teman dan kekasihnya, namun di sisi lain ia terlihat begitu pasif di depan ibunya.

Walaupun setting dan alur ceritanya sangat sederhana, film ini cukup bagus untuk di tonton. Akting beberapa pemain juga lumayan. Daripada penonton disajikan hal-hal yang berbau glamor tentang kehidupan orang kaya, film ini lebih menarik dibanding sinetron yang sering diputar di TV Swasta yang membosankan dan tidak ada mutu dan kualitas yang dapat dipetik. Mungkin ada, tapi itu sebagian kecil.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health