Perjalan menjadi kuli ternyata tidak mudah, godaan banyak dan tuntutan pekerjaan dibawah tekanan bisa membuat stres meningkat. Tuntutan fisik yang harus kuat, tidak takut dan sebagainya menjadi bagian dari pekerjaan sebagai kuli tinta.

Semua pekerajaan itu ada enak dan tidaknya tentunya. Semua itu kembali pada bidang yang disukainya. Nah, pekerjaan ini lah yang ku sukai untuk terus ku tekuni. Mank uang yang didapat tidak membuat ku kaya, tetapi aku enjoy kalau tidak ada masalah. Namanya manusia tentunya mempunyai banyak masalah.

Disini dituntut untuk bisa mengendalikan amarah, pembicaraan dan berbagai hal. Semua itu tidak melalui teori. Melainkan dari praktik yang sudah ditekuni setiap hari. Awalnya seh susah, untuk mengendalikan amarah, kesal dengan narasumber yang nyebelin. Namun, tuntutan profesional itu lah yang membuatnya berjalan dengan lancar.

Orang mati (mayat,red) sudah menjadi bagian dari pekerjaan ku. Bahkan, serampangan juga menjadi bagian ku. Walaupun kadang-kadang seh. Mungkin teman kuliah kalau ketemu aku pada heran. Koq bisa? Dulu namanya berpakaian harus serasi antara tas, sepatu, baju dan celana. Sekarang masa bodoh deh dengan itu semua. Asalkan semua nyaman. Ya, ini bukan karena tuntutan profesi. Tapi terpengaruh ma teman-teman yang kebanyakan pria hehe....

Tapi ngak semua koq berantakan, ada beberapa yang rapi dan menarik berpakaian. Nah, menjadi wartawan harus bisa mengendalikan perasaan tidak boleh mencampur adukan. Sampai saat ini mank susah, apalagi kebanyakan adalah wanita. Korban Pemerkosaan, jambret hingga trafficking. Semuanya adalah wanita pada umumnya.

Rasanya sebel seh, koq kaum wanita selalu menjadi korban kejahatan. Geram deh ma pelakunya, pengen di 'bogem' aja. Namun, mengendalikan diri dan menjaga perasaan membuat ku bisa menutup diri dari hal tersebut. Awalnya susah tapi terkadang juga bisa hanyut dan merinding.

Seperti beberapa pekan lalu, aku meliput mengenai korban trafficking yang pada umumnya adalah wanita bahkan diantaranya adalah Anak Baru Gede (ABG). Mereka dipaksa menjadi PSK. Padahal itu bukan kemauan mereka tapi mau tidak mau, mereka terpaksa melakukan itu. Seperti salah satu kisah diantara mereka sampai berdarah keperawanannya diambil bahkan diperlakukan dengan tidak wajar.

Aku mendengar tiap kata pada bibir wanita itu membuat aku merinding karena membayangkan kasihan dan betapa sengsaranya mereka. Dan anehnya, kenapa selalu pelakunya juga wanita untuk korban trafficking. Apakah mereka tidak mempunyai hati nurani? Apakah uang bisa membutakan segalanya?

Memang ku akui, manusia hidup membutuhkan uang. Karena uang bisa membuat hidup layak. Tetapi haruskah dengan cara seperti itu? Aku pun tak mengerti. Ini baru segelintir kisah yang harus ku liput. Korban kecelakaan, konflik antara pemerintah untuk merebutkan pulau. Sampai-sampai aku pun turut serta ke pulau tersebut. Lumayan juga perjalananya jauh dan melelahkan.

Nah satu lagi kisah tragis seorang wanita, istri ditularin AIDS oleh suaminya. Bahkan anaknya pun tertular. Sudah ditulari virus yang bisa membunuh ketahanan tubuh, tuh istri di ceraikan pula. Karena suaminya selingkuh? Tidak berperasaan banget tuh orang, sudah menulari penyakit tidak bertanggung jawab pula.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health