Film ini termasuk bagus dan aku tak pernah bosan deh nonton. Sampai ku ulang dua kali, kalau di Batam bisa sampai tiga kali neh hehe......... Karena film ini alurnya sangat menarik. Ok, film ini mengisahkan tentang seorang gadis yang bernama Jane (Katherine Heigl).

Sejak kecil, ia sudah pandai mengurusin kebutuhan orang lain. Namun, ia kurang peka terhadap kebutuhan dirinya sendiri. Hampir seluruh hidupnya untuk membahagiakan orang lain. Gara-gara itu, ia menjadi penamping pernikahan dan memiliki koleksi baju pendamping pernikahan sebanyak 27 baju pengiring pengantin sebagai bukti.

Pada suatu Jane berhasil menggelar resepsi pernikahan di Manhattan dan Brooklyn
pada waktu yang bersamaan. Prestasi itu disaksikan oleh Kevin (James Marsden), seorang wartawan surat kabar yang sebelumnya tidak menyadari kisah Jane bakal membawa jalannya untuk pindah dari reporter kolom wedding ke kolom yang ia suka.

Kesempatan pun tiba, saat Jane pingsan lantaran seorang wanita mendorongnya dengan keras untuk mendapatkan bukket bunga wedding yang dilemparkan sang pengantin wanita. Menurut metos, siapa yang mendapatkan buket bunga itu berikutnya akan segera menikah. Begitu Jane tersadar, Kevin pun menolong dan mengantarkannya pulang ke rumah.

Pada perjalanan pulang, Jane menemukan sinisme Kevin segala hal yang telah ia lakukan yaitu pernikahan, dan kunci terompet. Hidup Jane yang sempurna menjadi berantakan. Saat buku note-nya hilang dan ditemukan Kevin di dalam taxi. Kevin pun berniat untuk menulis kisah hidup perjalanan Jane.

Jane terus-terusan di kejar Kevin. Selain menghindari Kevin, Jane juga punya dua masalah, ia naksir bosnya, George (Edward Burns) dan masalah adenya , Tess (Malin Akerman). Tess dengan rambut pirangnya segera merebut hati majikan George pada saat menghadiri pesta pertunangan kawannya.

Bahkan Tess meminta bantuan Jane untuk mendekati George. Tess pun tidak segan-segan berbohong untuk mendapatkan perhatian George. Berada di cinta segitiga, Jane yang tak pernah menolak untuk semua permintaan oranglain, kecuali Kevin terpaksa menderita diatas kebahagian adeknya yang tidak peka terhadap cintanya.

Tidak hanya itu saja, moment yang paling sedih (menurut ku). Pada saat George melamar Tess. Waktu itu, kejadiannya George tidak sengaja meninggalkan dompetnya di kantor. Jane yang pada saat itu masih di kantor dan merapikan mejanya langsung berinisiatif mengantarkan dompet tersebut.

Sesampainya di restaurant ia harus menerima nasib. Bahwa malam itu George hendak melamar Tess. Tess pun langsung menerima. Bahkan ia meminta Jane untuk merancang sebuah pernikahan – pernikahan Tess dan George -- Merasa putus asa, ia pun menelpon Kevin.

Pesta pernikahan pun akan dilaksanakan, Jane pun segera menyusun semua keperluan. Lagi-lagi Jane harus menelan sakit hati, pada saat ayahnya memberikan baju pengantin ibunya pada Tess.

Pada saat Jane menemani George mencoba menu masakan di restaurant. Kevin datang mengampiri. Rupanya Kevin sudah mulai jatuh hati, pada saat Jane menceritakan kisah perjalannya menjadi penamping wanita. Bahkan, article tersebut sudah dibuatnya. Namun, ia ingin mengubah sedikit tulisannya sebelum di publikasikan.

Karena ia ingin lebih dalam mengenal Jane. Ia pun minta waktu satu minggu sebelum editornya mempublikasikan article tersebut. Di restaurant, Kevin terkejut dengan raut wajah Jane yang berbinar saat menatap mata Kevin--seluruh teman kantor Jane tau bahwa Jane jatuh cinta pada bosnya, kecuali bos itu sendiri-- Ia pun melangkahkan kaki pergi dari restaurant. Namun, sayang George sudah telanjur melihatnya dan mengajaknya bergabung.

Jane yang tidak senang kehadiran Kevin diantara mereka pun, langsung menanyakan alasan kenapa dia kemari. Karena masih banyak urusan, George minta Kevin mengantarkan Jane pulang. Jane menolak, tapi bosnya memaksa dan akhirnya..............

Dalam perjalanan pulang, Jane yang emosi membawa mobil yang dikendarainya dengan ngebut dan membuat mobil berguling dan keluar dari jalur jalan raya. Mereka terpaksa mencari cafe untuk menelpon mobil derek.

Ok, ini moment yang gw suka. Pada saat di cafe, Jane menanyakan apa yang paling ia suka pada saat wedding. Kevin pun menjawab pada saat pria berdiri di altar dan memandang wanita yang menuju di altar. Mata yang penuh kegembiraan dan kebahagian.

Jane pun terkejut. Karena moment itu pun ia suka. Ia pun pernah melontarkan hal itu pada George dan George memandanganya bingung. Suasana beku diatara mereka pun cair bahkan saat mabuk itu, Jane dan Kevin bernyanyi lagu bersama dan semua tamu yang hadir di bar pun turut bernyanyi.


Singkat cerita, Jane marah besar pada Kevin keesokan harinya. Lantaran, article yang seharusnya di pending minggu depan diterbitkan editornya. Jane yang merasa dikianati pun marah dan menampar Kevin. Kevin pun merasa sedih. Sampai di rumah, adeknya Tess yang dianggap sebagai Bratzshilla pun marah padanya.

Kejadian itu pun cepat berlalu. Pada saat menghadiri adenya mencoba pakaian pengantin. Disitu Jane marah besar pada Tess. Karena gaun pengantin ibunya di potong. Ia pun minta agar Tess jujur pada bosnya.

Di malam sebelum wedding, Jane membuka semua kebohongan adeknya dalam bentuk slidephoto di depan semua tamu undangan. Karena itu pun, pernikahan di batalkan. Disitulah kehidupan Jane mulai berubah.

George yang berterimakasih pada Jane pada saat malam dimana Bosnya membutuhkan bantuan Jane untuk memprinterkan tulisan. Disitu, George tanpa sengaja bilang dirinya suka Jane karena ia tak pernah berkata tidak atau menolak. Jane yang terkejut pun langsung mengundurkan diri dan mengungkapkan segala unek-uneknya.

Mendengar itu pun, George langsung mencium Jane. Jane merasa senang tapi bingung. Karena ciuman yang diharapkan tak terasa apa-apa. George pun mengulanginya lagi. Namun semua sama saja hambar. Di saat itu, note book elektronik pemberian Kevin pun berbunyi. Jane yang mulai menyadari dirinya menyukai repoterter itu pun langsung pergi mengejar pria impiannya.

Sayangnya, saat tiba di NJC, tempat Kevin bekerja sedang meliput. Ia pun mengejar di pesta wedding tempat Kevin meliput--seharusnya Kevin tidak perlu mengisi kolom wedding, namun berkat ketemu Jane yang menyukai articlenya itu ia pun tetap mempertahankan diri di kolom tersebut-- Jane harus meloncat ke kapal, tempat Kevin berada.

Ternyata kapal itu, pengantin wanitanya penggemar Jane--article Jane-- Ia pun membantu Jane. Di depan orang banyak Jane mengungkapkan perasaannya dan Kevin pun menerima. Setahun kemudian, mereka pun menikah di tepi pantai dan adeknya menjadi pengiring wanita beserta 27 temannya yang pernah memintanya menjadi pendamping wanita dengan baju yang pernah ia kenakan pada saat pesta wedding ke 27 temannya itu. (citra)

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

1 komentar untuk 27 Dresses

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health