Belakangan ini beban ku sangat banyak mulai dari pekerjaan hingga pergaulan. Terkadang aku heran, sekali mempunyai masalah, sepertinya silih berganti datang. Mencoba bersabar dan bertahan, tetapi aku hanya lah manusia biasa. Aku juga punya perasaan kesal, perasaan marah dan rasa kecewa.

Lumrah kan sebagai manusia. Karena aku bukan robot, apalagi wonder woman. Namun, lepas dari permasalahan itu, aku selalu berdoa... Berharap selalu diberikan kesabaran, rendah hati, memafaakan dan juga bertahan hingga waktu ku datang untuk hidup damai dan tak ada beban di dunia ini....

Manusia pada umumnya takut mati. Lantaran, masih merasa berdosa. Saat ini, aku pun juga takut mati. Karena dosa ku masih sangat banyak. Ini karena pembahasan dengan pendeta beberapa waktu lalu. Jadi teringat. Habis secangkir coklat panas menemani ku malam ini. Sehingga membuat pikiran ku yang kusut kembali segar.

Terkadang banyak yang bertanya, khususnya sahabat ku. Kenapa aku memilih pekerjaan yang jauh dari bidang ku dan jauh dari pakaian yang dibilang modis. Sudah gitu tiap hari, tiap saat, kulit terbakar sinar matahari dan meninggalkan jejak kulit terbakar dan makin gelap. Ach, bodoh amat, pikir ku. Tetapi, apa yang ku katakan dan ku pikirkan berbeda.

Pekerjaan yang terlalu banyak tuntutan, tekanan dari kanan dan kiri, serta ketiadaan waktu untuk diri sendiri. Apalagi sejak aku dipindahkan di kota Tanjungpinang. Hampir tak ada waktu untuk menikmati diri sendiri. Memanjakan diri ke spa, ke salon maupun sauna.

Kembali, coklat panas menemani ku. Bukan kah ini pekerjaan yang ku inginkan. Bila, melihat pada posisi senangnya, enak juga. Tidak ada batasan waktu, bisa pergi jam delapan, jam sembilan or apa pun. Pasalnya, tergantung kegiatan atau informasi yang hendak dikejar.

Selain itu juga pakaian bebas dan tidak perlu berada di kantor delapan jam. Suntuk bukan, apalagi aku ini orang yang tidak betah berada di dalam ruangan terlalu lama dengan pekerjaan yang menonton itu-itu aja. Dengan pekerjaan ku sekarang ini, berbagai lokasi di tempuh, baik dekat maupun jauh. Bertemu dengan orang-orang yang berbeda tiap hari.

Namun, banyak kawan bukan berarti membawa suatu kebahagian. Melainkan juga persoalan, yang A mengadu begini, B, C, D dan E... ''Menjadi tong sampah'' mengutip bahasa bang Yong. Ada untung dan rugi menjadi 'tong sampah'. Aku sendiri juga heran, sejak masih SMP hingga sekarang banyak orang yang curhat ke aku. Bahkan waktu kuliah, ada yang bilang aku terlalu dewasa. Dalam hal pemikiran. Waduh, makasih ya.

Itu karena terlalu banyaknya informasi yang ku serap dari berbagai pengalam kawan, sahabat, saudara, tetangga, orang tak dikenal hingga puluhan, belasan, ratusan --terlalu berlebihan-- Ya, mungkin saja -hehe-- Menemui berbagai macam karakter orang, mulai dari pemarah, egois, cengeng, manja, mandiri, menang sendiri, sensitif, sok jaim, sok pinter, sok dewasa, childish. Beragam karakter manusia.

Padahal karakter ku sendiri jauh dari sikap yang ku tunjukan pada orang. Aku ini sebenarnya perasa, sensitif, egois itu pasti, lebih menyukai kesendirian daripada keramaian. Namun anehnya, banyak teman menilai aku banyak kawan. Wah itu standar, dan aku terlalu ramah. Eh, ada juga yang bilang aku super cuek. Selain itu, aku paling anti membahas seks dengan orang yang aneh. Karena, pada dasarnya pikiran mereka parno --hehe-- memvonis. Itu lah aku, apa yang ku rasa dan ku pikirkan terkadang langsung ku tunjukan sikap antipati pada orang yang tak ku suka.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

2 komentar untuk Secangkir Coklat Panas

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health

  1. hey, citra
    I'm agree with you....
    Gbu too....
    salam kenal

    kunjungi http://kuesionerblogging.site90.net/
    please fill it n thx in adv

    BalasHapus
  2. to Willyanti

    Thank you and untuk ngisi itu ASAP deh, aku bakal isi

    BalasHapus