Minggu ini pelajaran sekolah sabat mengenai Penebusan di Salib. Beberapa pembahasan dalam sepekan ini membuat ku berpikir dan merenung. Wow, selama ini aku sudah menyia-nyiakan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri dengan Bapa. Padahal, dia sudah mengorbankan anaknya yang tunggal untuk menebus umat manusia dari dosa.

Aku tertarik dengan pembahasan di hari Sabtu. Dalam tulisan pelajaran sekolah sabat, seseorang menuntut sebuah perusahaan cepat saji, karena membuatnya menjadi obsesitas. Sebab, akibat dari sering makan di maanan cepat saji dalam seminggu bisa empat sampai lima kali. Dia mempersalahkan perusahaan itu atas persoalan yang dialaminya.

Ya, itulah manusia yang cendrung mempersalahkan orang lain untuk tingkah laku kita yang salah. Tetapi Allah tidak pernah menerima alasan-alasan kita. Dia menganggap masing-masing kita harus mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang telah kita lakukan. Bertanggung jawab atas dosa yang kita buat.

Namun, karena kasih Allah. Disinilah keindahan itu terlihat. Rahasia perdamaian yang mulai tampil dalam keindahannya. Bilamana kita bertanggung jawab atas dosa kita dan memiliki iman yang benar dalam Yesus. Allah rela mengampuni dosa kita itu. Apabila kita mengakui tanggung jawab kita dan kita akan dibebaskan dari hukuman atas pemberontakan kita. Apa yang terjadi pada hukuman itu? Allah tidak mengabaikannya. Melainkan mengirimkan anakNya yang tunggal untuk menebus dosa umat manusia yang berdosa.

Dosa yang diperbuat manusia, dijatuhkannya pada AnakNya. ''Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya dan kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebus kita, yaitu pengampunan dosa,'' (Kolose 1:13)

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health