Rasanya ada relung hampa di hati ini. Kepergian mbah, mungkin adalah yang terbaik. Namun aku masih merasa hampa. Sudah beberapa hari mbah meninggalkan kami untuk tertidur panjang.

Beberapa sepupu merasa kesepian dan kehilangan sosok mbah. Ya, hidup terus berjalan. Namun yang pasti mbah, mbah sudah beristirahat dengan tenang. Aku kehilangan sosok yang aku sayangi, tempat curhat yang efektif dan tempat bercanda.

Ya, aku bisa menelpon mbah berjam-jam dan bercanda ria. Karena aku juga tahu, mbah disana terkadang merasa kesepian. Karena saudara2 juga memiliki kehidupan sendiri.

Mbah, kamu aku harus curhat permasalahan yang aku hadapi saat ini. Mama tidak setuju jika aku menikah sama orang luar, yang bukan Indonesia. Sudah cukup lumayan aku menjalin hubungan dengan dia.

Disatu sisi, mama nuntut agar aku cepat menikah. Tapi persyaratan yang diajukannya cukup berat mbah. Apakah semuanya harus tentang mama? Si A begini, si B begini. Orang Aus itu pelit, arogan dan kasar. Bla bla bla

Mbah, apa yang harus aku lakukan? Setiap kali dia nelp selalu berakhir dengan pertengkaran. Apa aku harus tutup buku saja dan mencari yang baru, terus sampai kapan begini terus mbah. Aku lelah
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health