Alkisah seorang putri sedang menunggu di gerbang istana. Menanti kedatangan sang pangeran. Ia menanti tiada bosan, menghitung tiap kuda yang gagah perkasa melangkah melewatinya. Namun, tak satu pun meliriknya.

Si putri pun bersedih, karena penantiannya sia-sia. Ia mulai menghitung waktu yang berlalu. Kepedihan terpancar jelas pada sorot matanya. Sekali-kali ada kuda yang berhenti, namun tak satu pun penunggang kuda yang bisa menyentuh hati sang putri yang kian membeku.

Tak ada rasa yang ada. Kehampaan terus hadir pada hati sang putri. Siapakah pangeran yang bisa mencairkan hati sang putri?


Beberapa pangeran mencoba memberikan perhatian pada sang putri, tapi hati yang putri sudah membeku. Namun berlalunya waktu, hati sang putri kian mencair. Namun sayang, sang putri salah jatuh cinta. Hati si putri pun kembali tertutup.

(To be continue)

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health