* Kisah Abraham dan Ayub

Tidak ada seorang pun yang memiliki hidup berjalan sempurna. Pasti ada saja kendala yang dihadapi setiap orang. Masing-masing manusia memiliki persoalan hidup yang berbeda-beda. Ada yang kuat bertahan hingga akhir, ada yang belum mencoba tetapi sudah menyerah dan ada yang menyerah di pertengahan jalan? Dimanakah posisi anda, jika memiliki persoalan berat dalam kehidupan ini?

Kita selalu berdahli, kita adalah manusia yang tidak sempurna. Sehingga melakukan kesalahan sekali-kali tidak lah salah. Apakah memang benar seperti itu? Mari kita lihat beberapa pengalaman dalam tokoh di Alkitab. Kali ini kita bahas mengenai Abraham. Tentunya semua sudah tahu kisah ini, bagaimana jatuh bangunnya Abraham dalam menjalani kehidupannya.

1. Dia sempat tidak mengakui Sara sebagai istrinya, karena kecantikan sara membuat raja jatuh hati padanya. Akhirnya, ia mengakui bahwa Sarah adalah istrinya. Sehingga raja tidak mengambil Sarah.

2. Bagaimana ia tidak mempercayai bahwa istrinya Sara akan memiliki anak, karena sudah lanjut usianya. (Kejadian  17
17:17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?")

3. Rasa cinta yang berlebihan pada anaknya membuatnya di uji,  Ishak anak yang didapatnya setelah usia lanjut. Allah meminta persembahan, yaitu anaknya. Iman Abraham kembali diuji disini. Namun ia telah lulus ujian dari Tuhan.

Lalu kisah dari Ayub. Siapa yang tidak mengenal Ayub dalam kisah Alkitab. Kisah Ayub ini selalu menjadi pedoman dalam hidupku. Bagaimana ia tetap bertahan hingga titik penghabisan, karena kasih setianya pada Tuhan. Memang jika dipikir secara logika. Hal itu sangatlah sulit untuk dilakukan. Baca aja yuk kisahnya dibawah ini:

Ayub Pasal 1:

1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
1:2 Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
1:3 Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
1:4 Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka.
1:5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
1:6 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.
1:7 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
1:9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
1:11 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
1:12 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.
1:13 Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
1:14 datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,
1:15 datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
1:16 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
1:17 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
1:18 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
1:19 maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
1:20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
1:22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
 
Ayub mendapatkan kabar dari beberapa orang hambanya bahwa hartanya, ternaknya habis. Apakah Ayub memalingkan diri dari Tuhan, dikarenakan harta bendanya habis? Tidak hanya itu saja, Ayub terkena penyakit kusta. Perlahan-lahan ia kehilangan keluarganya dan juga sahabat-sahabatnya. Benar, pada akhirnya Ayub sempat mempertanyakan ini semua. Namun pada akhirnya ia menyesali perbuatannya.

Sekilas mengenai kisah Ayub jika terdapat pada Alkitab elektronik menuliskan :
Buku  Ayub adalah kisah tentang seorang yang baik budi, ia mengalami musibah hebat; ia kehilangan semua anaknya dan segala harta bendanya, lalu dihinggapi penyakit kulit yang menjijikkan. Dalam tiga rangkaian percakapan yang bersajak, si penulis menggambarkan bagaimana teman-teman Ayub, dan Ayub sendiri menanggapi malapetaka itu. Pokok yang penting dalam percakapan-percakapan itu ialah yang menyinggung caranya Allah memperlakukan manusia. Pada bagian terakhir, Allah sendiri menyatakan diri-Nya kepada Ayub.
Teman-teman Ayub menjelaskan penderitaan Ayub itu menurut ajaran agama yang tradisional. Pada sangka mereka, Allah selalu mengganjar orang yang baik dan menghukum orang yang jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia telah berbuat dosa. Tetapi bagi Ayub pendapat itu terlalu dangkal; tidak sepantasnya ia mendapat hukuman yang sekejam itu, sebab ia seorang yang sangat baik dan jujur. Ia tidak dapat mengerti mengapa Allah membiarkan orang seperti dirinya mengalami begitu banyak bencana, dan dengan berani ia menantang Allah. Ayub tidak kehilangan kepercayaannya kepada Allah, tetapi ia sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh Allah dan supaya mendapat kembali kehormatannya sebagai orang yang baik.
Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Ayub, tetapi Allah menanggapi kepercayaan Ayub dengan memberinya banyak contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya. Contoh-contoh itu dilukiskan dengan puisi. Kemudian dengan segala rendah hati, Ayub mengakui kebijaksanaan dan keagungan Allah, lalu menyesali kata-katanya yang keras dan penuh kemarahan itu.
Bagian terakhir dari kisah ini, yang ditulis dengan bahasa biasa, menuturkan bagaimana Ayub dikembalikan kepada keadaannya semula, dengan kekayaan yang jauh melebihi kekayaannya sebelum itu. Allah memarahi teman-teman Ayub karena mereka tidak dapat memahami arti kesengsaraan Ayub. Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Allah lebih besar daripada yang telah diajarkan oleh agama yang tradisional itu. 

Isi

  Pendahuluan 1:1--2:13
  Ayub dan teman-temannya 3:1--31:40
    a. Keluhan Ayub 3:1-26
    b. Percakapan pertama 4:1--14:22
    c. Percakapan kedua 15:1--21:34
    d. Percakapan ketiga 22:1--27:23
    e. Pujian terhadap hikmat 28:1-28
    f. Pernyataan Ayub yang terakhir 29:1--31:40
  Wejangan Elihu 32:1--37:24
  TUHAN menjawab Ayub 38:1--42:6
  Penutup 42:7-17 

Tuhan mengizinkan iblis untuk menguji keimanan seseorang yang percaya kepada Tuhan dengan sengenap hatinya. Nah, berdasarkan dua tokoh di Alkitab ini dan masih banyak tokoh lagi yang akan di bahas kedepannya. Bagaimana kita juga bisa bertahan dalam pencobaan hidup yang kita alami ini. Ingat, meskipun kita terjatuh tetapi kita tidak akan tersungkur. Jika kita tidak berpaling pada Tuhan dalam segala ujian dan pencobaan yang kita alami. Selamat beraktivitas dan Tuhan memberkati :)


Lovely,

CP




*Keep Smile and Spirit*


Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health