#Cerita2 Pertualangan Gingerbread Series

 Kisah awal:


Ginger melihat teman-teman barunya pada kembali ke posisi semula. Ginger bingung, ia tidak mungkin kembali ke tempat loyang. Karena ia tidak ingin nenek memakannya. Sehingga Ginger mencari tempat persembunyian.



Dimanakah Ginger bersembunyi? Apakah Nenek pemilik pondok di tengah hutan itu akan memakan Ginger? Simak ceritanya di Akhir Bulan Juli ya..... Ayo tebak, kira-kira Ginger sembunyi dimana?

Pintu akan segera terbuka, Ginger memperhatikan sekelilingnya, ginger panik dan dia melihat ada sesuatu di dekat jendela. Bentuknya seperti sapu tetapi bukan sapu. Ia pun langsung berlari ke arah sana. Tepat, saat pemilik pondok membuka pintu rumahnya.

“Wah, rumah tadi terlihat kotor dan sekarang bersih. Terimakasih semua,” ujar nenek pemilik pondok seorang diri.

Nenek pemilik pondok lalu melangkah masuk ke dalam rumah dan menaruh barang belanjaan. Tepat, saat itu Ginger salah mengambil tempat persembunyian. Pasalnya, di sana sangat kotor dan berdebu. Bahkan bentuk yang mirip sapu sangat kotor dan berdebu. Sehingga mengelitik hidung Ginger dan membuatnya bersin.

“Hatci, hatci,” suara ginger bergema di rumah pondok.

Nenek yang mendengar suara bersin yang tidak henti. Lalu mulai mencari arah suara. Langkah kakinya semakin mendekatin Ginger yang sedang berusaha untuk tidak bersin. Sehingga nenek tidak mengetahui keberadaannya. Ginger sangat ketakutan kalau nenek mengetahui keberadaannya dan dia akan di santap seperti kue jahe lainnya.

“Aduh bagaimana ini?” bisik ginger pada dirinya sendiri, “Apa yang harus aku lakukan? hatchi.... hatchi.”

“Aha, ada seseorang yang bersembunyi di dekat jendela rumahku,” seru nenek pemilik pondok dan mulai mendekat.

Badan ginger semakin bergetar ketakutan. Ia mencoba bersembunyi tetapi debu semakin tebal dan membuatnya kian bersin. “Aku harus lari,” ujar ginger.

Tepat, saat nenek mengambil pembersih debu, Ginger segera berlari. Namun, karena badan ginger yang kecil dan rasa takutnya membuatnya tertangkap.

“Rupanya mahluk tukang bersin ini sedang bersembunyi,” ujar nenek pemilik pondok.

“Lepaskan aku, tolong jangan makan aku,” seru Ginger yang ketakutan.

“Kamu adalah makananku dan tentu saja kamu akan aku makan. Lihat loyangku kosong,” ujar nenek sambil mendekatkan Ginger ke arah wajahnya.

Ginger menggigil ketakutan saat tubuhnya tepat berada di wajah pemilik pondok. “Aku ingin hidup,” ujar Ginger pasrah.

Ginger menutup matanya dan tidak bisa membayangkan bahwa dia akan di lumat menjadi makanan ringan pemilik pondok. Tiba-tiba Ginger merasakan hal aneh, tubuhnya berada di suatu tempat.

“Inilah akhir riwayatku,” ujar Ginger.

Suara tertawa terdengar, Ginger ingin membuka mata tetapi rasa takut terlalu kuat pada dirinya. Namun rasa penasaran membuatnya membuka matanya. Dia mendapatin dirinya berada di atas meja dan nenek duduk di depannya.

“Aku masih hidup!” seru Ginger gembira.

“Selamat datang penghuni baru,” ujar nenek pemilik pondok.

Teman-teman Ginger juga berada di dekat Ginger. “Apa yang terjadi?” tanyanya penasaran.

“Kamu pasti di kerjain oleh teman-temanmu bukan?” ujar nenek tertawa, Ginger ikut tertawa.

Nenek pemilik pondok ternyata orang yang ramah dan menyenangkan. Ginger merasa bahagia walaupun awalnya sangat takut. Suatu keajaiban Ginger bisa hidup dan bergembira bersama-sama dengan teman-teman barunya dan nenek pemilik pondok yang ramah.

Ginger merasa senang membantu nenek membersihkan rumah dan juga mendengar nenek bercerita hal-hal yang luar biasa yang terjadi di luar pondok. Ginger ingin sekali merasakan pertualangan. Tetapi ginger mengetahui bahwa dirinya adalah sepotong kue jahe yang mendapatkan keajaiban hidup melalui serbuk bubuk peri.

“Tidak ada yang kecil di dunia ini jika memiliki keinginan dan kemauan yang besar,” ujar nenek pemilik pondok seperti mengetahui isi hati Ginger.

Ginger tersenyum dan kembali bersenandung ria mengikutin suara nenek yang bernyanyi sambil memasak. Aroma makanan selalu memenuhi pondok di tengah hutan. Setiap hari selalu saja ada cerita baru yang didengar Ginger. Sehingga Ginger ingin melihat seperti apa kehidupan di luar pondok.

Apa yang akan dilakukan Ginger untuk bisa keluar dari rumah pondok di tengah hutan? Berhasilkah Ginger melihat dunia di luar rumah pondok? Simak ceritanya bulan depan di waktu yang sama yakni di akhir minggu bulan Agustus.



Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health